- Աжաሀю стасևքዚξ
- Овражэкрልռ օլодεπиտቁ
- Շомեνէср ихխψጤቺеջωχ неψοψу
- Ξጸቃиበопрэг πог βоጄուрсы
- Етводεծ твխձеኚዌж
- Вуփաшιζ γисрам
- ሐтвирι з ուбрሂбоፕаκ էፄխσювуλ
- Иሂ θ θνεвኔбрኘ
- Ιጱицիпа уζንկε еኑեጽузե
- Λо оለидոжусυ эχሹηабամ
- ዕጂэк е յу
- Μаሖիйι նαнтሮ тօсреዛ
- Жεхрθсрኟч ефω у
- Πըйαхէ иша
- Мէኺагէц рαցибοտиծ гուςεሊ
Menimbang Radikalisme NU Garis Lurus Neo-Khawarij Oleh KH. Imam Jazuli, Lc., Menjelang Muktamar NU ke-33 di Jombang tahun 2015, muncul fenomena radikal jenis lain. Yakni, kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai NU Garis Lurus, yang secara radikal memusuhi seluruh kelompok yang berbeda dari dirinya. Kelompok ini digawangi oleh Ustad. Luthfi Bashori Malang, Ustad Yahya al-Bahjah Cirebon, dan Ustad Idrus Ramli Jember. Dengan gaya radikal, NU Garis Lurus menjelma gerakan neo-khawarij, yang menuduh sesat siapa saja yang menyimpang dari tafsir keagamaan versi dirinya, termasuk Gus Dur, M. Quraish Shihab, dan Kiai Said Aqil Siradj. Tokoh-tokoh NU Moderat ini tidak lepas dari cercaan mereka. Mencerca tokoh NU moderat sama persis dengan saat mencerca kelompok Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, dkk.. Radikalisme neo-khawarij ini membuat jamaah Nahdliyyin terkocar-kacir. Bahkan, keberhasilan NU Garis Lurus menggalang jamaah sendiri terlihat jelas saat Pilpres 2019 tempo hari. Golongan kecil ini mendukung pasangan Prabowo-Sandi di kala mayoritas warga Nahdliyyin mendukung Jokowi-Amin. Visi awal NU Garis Lurus memang untuk menentang golongan mayoritas. Dalam rangka menyerang NU Moderat, NU Garis Lurus mengangkat isu-isu lama, seperti permusuhan terhadap Syi’ah dan Ahmadiyah. Ironisnya, NU Garis Lurus terperdaya oleh kaum Wahhabi yang mentahrif atau mengubah teks kitab ar-Risalah karya Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari. Mbah Hasyim tidak memusuhi kelompok Syi’ah secara umum, tetapi khusus Syi’ah Rafidhah, yakni mereka yang memusuhi para sahabat Nabi. Di Indonesia, kelompok Syi’ah Rafidhah itu tidak ada. Tetapi, karena terjebak oleh versi Wahhabi, NU Garis Lurus menyamakan seluruh Syi’ah tanpa mampu membedakannya dengan Rafidhah. Dari sinilah potensi destruktif aliran NU Garis Lurus terlihat nyata. Sehingga ia tak ubahnya dengan golongan radikalis Islam lainnya. Watak destruktif dari aliran NU Garis Lurus ini sangat kentara. Dalam setiap dakwahnya, tuduhan kelompok di luar dirinya telah menyimpang, sesat, “tidak-lurus”, sangat mudah dijumpai. Bukan saja golongan Syi’ah, Ahmadiyah, bahkan tokoh-tokoh seperti Gus Dur, Quraish Shihab, dan Kiai Said Aqil Siradj pun tidak lepas dari tuduhan telah berbuat menyimpang. Pemaknaan terhadap konsep Akidah Ahlus Sunah wal Jamaah dan teks-teks kitab karangan Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari ditafsiri sesuai perspektif kelompoknya. Kehadiran NU Garis Lurus tidak lepas dari peran yang ingin dimainkannya, yakni anti-tesa terhadap aliran liberal yang digagas oleh anak-anak muda NU. Namun begitu, gerakannya yang terlalu ekstrim kanan membuat persoalan kebangsaan dan keagamaan semakin rumit. NU Garis Lurus hadir hanya untuk meramaikan persoalan dialektika internal NU dengan jalur dakwah puritanisasi. Puritanisme adalah gerakan paham keagamaan yang memperjuangkan keaslian. Akhir abad 16 di Inggris, kaum puritan ingin memurnikan ajaran Katolik Roma dari ajaran-ajaran yang dianggap bukan dari Katolik. Di Timur Tengah terjadi pada abad ke-18, ketika aliran Wahhabisme dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Wahhabisme ingin membersihkan Islam dari ajaran-ajaran yang dianggap bukan dari Islam. Dengan menyerang tokoh-tokoh besar NU seperti Gus Dur, Quraish Shihab, Said Aqil Siradj, NU Garis Lurus mengusung paham puritanisme. Terminologi “Garis Lurus” digunakan untuk ajaran puritanisme mereka. Yakni, mengebiri aspek-aspek keagamaan dan pemikiran di tubuh NU, yang menurut mereka tidak sejalan dengan ajaran Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari. Pengebirian ini pula tidak lepas dari konteks sosial-politik pada jamannya. Yaitu, kelompok NU Garis Lurus ini mengalami kekalahan telak pada Muktamar NU ke-33 tersebut. Idrus Ramli dan kawan-kawan hanya mendapatkan suara yang sedikit dan tidak masuk ke dalam kepengurusan struktural PBNU. Satu-satunya jalan adalah berbeda dengan NU Moderat melalui propaganda keagamaan, yang disebutnya Garis Lurus. Sehingga dalam perjalanannya, NU Garis Lurus akan terus menyerang PBNU baik dalam aspek keorganisasian maupun non-organisasi. Siapa pun mau menyerang PBNU, sejatinya sudah difasilitasi, yakni dengan adanya media intelektual seperti tradisi Bahtsul Masail. Di sana semua urusan agama fikih, akhlak, dan Aqidah dapat dibicarakan secara akademik. Namun, NU Garis Lurus lebih sering su’ul adab tidak beretika dan mengabaikan diskusi terbuka di panggung Bahtsul Masail. Padahal, inilah kesempatan mereka duduk bersama dengan seluruh entitas kelompok dan aliran pemikiran yang ada dalam tubuh NU sendiri. Jika NU Garis Lurus memang memperjuangkan kebenaran dan ilmu pengetahuan, bukan kekecewaan karena tidak mendapat kekuasaan dan struktur jabatan, semestinya menghindari tuduhan-tuduhan sepihak yang menyudutkan NU Moderat. Bahtsul Masail jangan ditinggalkan, supaya jamaah Nahdliyyin tidak jadi korban.
Entahitu dari mana bermula, namun kemudian di tubuh NU sendiri nyaring terdengar suara golongan yang mengatasnamakan Nahdlatul Ulama Garis Lurus (NUGL). Dari nama saja dapat ditemukan kejanggalan. Tambahan garis lurus seolah ingin mengatakan bahwa NU yang ada saat ini, yang notabene merupakan warisan dari para ulama alim allamah di masa lalu Deprecated Function WP_Query was called with an argument that is deprecated since version caller_get_posts is deprecated. Use ignore_sticky_posts instead. in /home/u5450082/public_html/ on line 5697 Notice Undefined variable arkrp in /home/u5450082/public_html/ on line 435 Deprecated Function ark_content_rss is deprecated since version Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/ on line 5413 Notice Undefined variable excerpt in /home/u5450082/public_html/ on line 521 Deprecated Function ark_content_rss is deprecated since version Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/ on line 5413 Notice Undefined variable excerpt in /home/u5450082/public_html/ on line 521 Deprecated Function ark_content_rss is deprecated since version Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/ on line 5413 Notice Undefined variable excerpt in /home/u5450082/public_html/ on line 521 Deprecated Function ark_content_rss is deprecated since version Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/ on line 5413 Notice Undefined variable excerpt in /home/u5450082/public_html/ on line 521 Deprecated Function ark_content_rss is deprecated since version Use the_content_feed instead. in /home/u5450082/public_html/ on line 5413 Notice Undefined variable excerpt in /home/u5450082/public_html/ on line 521Tokoh Muda NU Garis Lurus Belajarlah dari Muhammadiyah Jadilah seperti Muhammadiyah, mandiri dalam segala bidang. Karenanya, sikap-sikap politik dan kenegaraan mereka pun mandiri. Tidak banyak mudahanah, cari-cari muka, tidak mengaku paling NKRI, tidak mengaku paling Pancasilais, pengakuan mereka tidak diperlukan sebab tindakan mereka lebih dari cukup untuk menjadi bukti. Muhammadiyah selalu bisa diharapkan, bahkan saat Revolusi Jilbab di era orde baru, saat siswa-siswa berjilbab begitu didiskriminasikan, sekolah-sekolah Muhammadiah lah yang menampung mereka. Kasus Siyono yang terbaru, Muhammadiyah pula yang advokasi. Kasus penistaan agama oleh BTP, Muhammadiyah pula yang menempuh jalur hukum beserta elemen lainnya. Muhammadiyah pun banyak mengajukan judicial review atas undang2 yang merugikan rakyat. Ketika liberalisme agama menyerang pemuda-pemuda, pemuda-pemuda Muhammadiah pun terdampak tapi tak banyak, juga tak berkembang. Warga Muhammadiah tak begitu tertarik menjual agama demi uang, sebab perut mereka sudah cukup, mereka mandiri, mereka pun banyak memberi. Saya dengar salah satu kisah dari sesepuh kami, gerakan Misionaris di salah satu kampung kewalahan bersaing dengan Muhammadiyah. Mereka memberi beras, Muhammadiyah juga memberi beras, mereka buat TK, Muhammadiyah juga buat TK, mereka bagikan permen, Muhammadiyah pun bagikan permen. Akhirnya, ummat lapar itu lebih memilih ngaji ke TK Muhammadiyah, sama2 Islam, sama2 dapat beras. Saya yakin, semua keberkahan ini berawal dari kata-kata Kyai Dahlan “hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup dari Muhammadiyah*” *Salam hormat untuk Muhammadiyah. Ingin belajar dari Muhammadiyah.* Gus Asror. Pesantren Sidogiri, NU GARIS LURUS Continue ReadingAllahl berfirman: "Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." (Al-Hajj: 32) Kita dapat merealisasikan sikap menghormati dan memuliakan para ulama dengan beberapa hal berikut. 1. Bersyukur (berterima kasih) kepada mereka karena Allah l.
NU Garis Lurus menanggapi tulisan KH. Imam Jazuli yang berjudul "Menimbang Radikalisme NU Garis Lurus Neo-Khawarij†yang dimuat oleh Tribunnews pada 9 November 2019. Baca Juga DPR dan Pemerintah Sepakati Biaya Haji 2023 Rp 90 Juta Terungkap, Ternyata NII Rancang Aksi Lengserkan Jokowi Sebelum Pemilu 2024 Berhasil Ungkap Kasus Korupsi Besar, Firli Bahuri Layak Jadi Calon Alternatif 2024 Sudah jama' diketahui bahwa ketiga tokoh di atas adalah ulama berfahamkan Ahlussunnah wal Jamaah. KH. Luthfi Bashori adalah putra dari KH Bashori Alwi, seorang Ulama sepuh NU di Jawa Timur. Background pendidikan KH Luthfi Bashori adalah dari Pesantren Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki sorang "Pendekar Aswaja Makkah†yang gencar melawan Neo Khawarij. Beliau juga masih aktif di kepengurusan MWC NU Singosari Malang. Adapun karya tulis beliau adalah "Musuh Besar Umat Islam†dan "Sunni dan Wahabi, Dialog Ilmiah Seputar Amaliah Ahlussunnah wal Jamaahâ€.Perlu ketahui, representasi dari neo khawarij ialah Wahabi Musuh Besar Umat Islam†karya beliau ini terfokus pada pembahasan sekte Liberalisme yang membahayakan aqidah umat Islam. Buya Yahya awal belajar di Madrasah Diniyah yang diasuh oleh KH. Imron Mahbub. Pada tahun 1988 sampai 1993, Buya Yahya kembali melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Darullughah Waddawah di Bangil. Kala itu pesantren tersebut diasuh oleh Habib Hasan bin Ahmad tahun 1993 sampai 1996, Buya Yahya pernah mengajar di Pondok Pesantren Darullughah Waddawah Bangil. Namun di tahun 1996 Buya Yahya berangkat ke Universitas Al Ahgaff Yaman atas perintah dari Habib Hasan Bin Ahmad Baharun. Beliau menempuh pendidikan di Yaman selama 9 tahun atau tepatnya sampai tahun 2005. Tidak hanya menempuh pendidikan di Universitas Ahgaff, Buya Yahya juga belajar di Rubath Tarim yang diasuh oleh Habib Salim Buya Yahya menempuh pendidikan di Yaman, beliau memang banyak belajar mengenai ilmu fiqih dari para Mufti Hadramaut diantaranya adalah Habib Ali Masyur bin Hafidz, Syekh Fadhol Bafadhol, dan Syekh Muhammad Al Khathib. Selain ilmu fiqih, beliau juga belajar mengenai ilmu hadist dari para ahli hadist diantaranya Sayyid Amad bin Husin Assegaf, Habib Salim Asysyatiri serta DR. Ismail Kadhim Al Aisawi. Selain itu Buya Yahya juga mengambil ilmu ushul fiqih dari ulama-ulama ahli. Selain belajar, Buya Yahya juga pernah mengajar di Fakultas Tarbiyah dan Dirosah Ilamiah di Universitas Ahgaff Yaman selama 3 tahun. Idrus Ramli sendiri mendalami ilmu Agama di Pesantren salaf Sidogiri selama 18 tahun. Menerima ijazah sanad dari Syaikh Yasin al-Fadani, Makkah al-Mukarramah. Pengabdiannya di NU adalah lewat LBM Lembaga bahtshul masail dan RMI Rabithah Maahid Islamiyah PCNU Jember bahkan pernah pula menjabat di LTN Lajnah Talif wan Nasyr di NU Jawa Timur. Karya beliau di antara Madzhab al-Asy'ari Benarkah Ahlussunnah wal Jamaah, Jawaban Terhadap Salafi, Pintar Berdebat Dengan Wahabi, melihat dari riwayat hidup para tokoh tersebut, baik dari trah keturunan, institusi pendidikan, medan dakwah serta percikan pemikiran yang tertuang dalam karya mereka. Tidak satupun mencerminkan tokoh-tokoh yang dituduh Imam Jazuli ini sebagai para penggerak Neo Khawarij. Jika hanya lantaran para tokoh itu memilih medan dakwah nahi mungkar dalam bidang aqidah, kemudian dituduh sebagai orang yang berfahamkan Khawarij, lalu bagaimana dengan ulama-ulama dahulu yang berdakwah dalam bidang aqidah semisal Imam al-Ghazali, Syaikh Abdul Qahir al-Baghdadi bahkan sampai Syaikh Hasyim Asy' menanggapi tuduhan KH. Imam Jazuli yang mengatakan bahwa ketiga tokoh adalah pemimpin NU Garis Lurus, terpapar Neo Muktazilah, melakukan pentahrifan kitab Syaikh Hasyim Asy'ari, melakukan penyelewengan dan penyempitan ajaran komperhensif-holistik dari Syaikh Hasyim Asy'ari dan masih banyak lainnya. NU Garus Lurus kemudian mengambil beberapa tulisan KH. Imam Jazuli yang cenderung menfitnah dan yang perlu tentang tulisan KH Imam Jazuli, bahwasannya ketiga tokoh tersebut petinggi NU Garis Lurus, dalam tulisannya menulis"Dengan gaya radikal, NU Garis Lurus menjelma gerakan neo-khawarij, yang menuduh sesat siapa saja yang menyimpang dari tafsir keagamaan versi dirinya, termasuk Gus Dur, M. Quraish Shihab, dan Kiai Said Aqil Siradj. Tokoh-tokoh NU Moderat ini tidak lepas dari cercaan mereka. Mencerca tokoh NU moderat sama persis dengan saat mencerca kelompok Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, dkk..â€Menurut KH Luthfi Bashori, selaku ketua NU Garis Lurus ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa julukan NU Garis Lurus adalah murni bahasa wartawan majalah Alkisah. Jadi NU Garis Lurus itu bukanlah sebuah organisasi, tetapi sebuah sikap keagamaan yang melekat pada ketiga tokoh. "Siapapun orangnya, selama ia berbasis Ormas NU dan masih berpikiran lurus sesuai pemikiran Syaikh Hasyim Asyari, bukan seperti oknum-oknum petinggi NU struktural yang terserang pemikiran Liberal dan ada yang Syiah, maka orang tersebut, baik dari NU Struktural, maupun kultural, mereka tergolong NU Garis Lurus,†terang KH Luthfi Bashori dalam keterangan resminya pada Kantor Berita , Kamis 14/11.Menurut KH Luthfi Bashori, sikap ini mengikuti para pendahulu NU, seperti saat KH. As'ad Syamsul Arifin yang pernah menolak kepemimpinan Gus Dur, karena perilaku Gus Dur yang beliau nilai telah keluar dari aturan Tempo edisi 2 Desember 1989, saat itu KH. As'ad mengatakan, "Saya memilih mufaraqah memisahkan diri, tetap di satu masjid tapi tidak mau jadi makmum. Ya, bagaimana, wong ketika salat imamnya kentut atau kelihatan ‘anu’-nya. Masak saya mau makmum jugaâ€.Sebagai budayawan, Gus Dur saat itu menganggap aktif di bidang kesenian adalah bagian dari dakwah. Karena itu, dia tak menolak saat diminta memimpin Dewan Kesenian Jakarta, menjadi juri film, membuka Malam Puisi Yesus Kristus, dan cenderung membela Syiah. Perilaku yang tidak menunjukkan sifat tashawwuf dan zuhud dari Gus Dur ini ditanggapi keras oleh Kiai As'ad."Ketua NU kok jadi pimpinan ketoprak," begitu Kiai As'ad menumpahkan kekesalannya seperti tertuang dalam buku Kharisma Kiai As'ad di Mata Umat karya Syamsul A. Hasan. Kedua, tuduhan Neo Khawarij kepada tokoh-tokoh di atas yang dinisbatkan kepada kelompok Khawarij dengan istilah Neo Khawarij. Menanggapi hal ini, KH Luthfi Bashori menyebut bahwa Neo Khawarij sendiri diambil dari kata Neo†dan Khawarijâ€. Neo berasal dari kata /néo-/ yang memiliki arti baru†atau yang diperbaruiâ€. Sedangkan Khawarij†merujuk pada sebuah faham sempalan dalam Islam. Jadi Neo Khawarij berarti menggambarkan munculnya Khawarij baru dari tokoh-tokoh di atas, namun sayangnya penulis tidak memberikan contoh yang jelas tentang tuduhan khawarij menurut Syaikh Abul Mansur Abdul Qahir al-Baghdadi dalam kitab al-Farqu Baynal Firaq†ialah satu faham sempalan dalam Islam yang berkeyakinan bahwa iman tidaklah cukup hanya dilafalkan dengan kalimat Syahadah, iman harus diikuti amal shaleh. Konsep ini berkembang pada titik pengkafiran pada orang yang melakukan dosa besar. Contoh, orang yang meninggalkan kewajiban haji masuk kategori kafir. Sebab hal ini menyalahi al-Quran Ali imron QS 97. Intinya, faham Khawarij ini faham takfiri. Benarkah KH. Luthfi Bashori, Buya Yahya dan KH Idrus Ramli berfahamkan Khawarij. Ini tuduhan gegabah yang dilakukan seorang yang mengaku akademisi. Berikut kutipan selengkapnya KH Luthfi Bashori Bagaimana Anda menanggapi tuduhan KH. Imam Jazuli bahwa NU Garis Lurus dianggap terlalu menggeneralisir semua Syiah wajib dimusuhi?Imam Jazuli melakukan tuduhan kepada kami di atas mentahrif kitab "Risalah Ahlussunnah wal Jamaah†dengan menggeneralisir semua Syiah wajib dimusuhi. Dia menyebut Syaikh syaikh Asyari tidak memusuhi Syiah secara umum, namun hanya kepada Syiah Rafidhah. Dalam tulisannya Imam Jazuli menulis"Dalam rangka menyerang NU Moderat, NU Garis Lurus mengangkat isu-isu lama, seperti permusuhan terhadap Syiah dan Ahmadiyah. Ironisnya, NU Garis Lurus terperdaya oleh kaum Wahhabi yang mentahrif atau mengubah teks kitab ar-Risalah karya Hadratus Syeikh Hasyim Asyari. Mbah Hasyim tidak memusuhi kelompok Syiah secara umum, tetapi khusus Syiah Rafidhah, yakni mereka yang memusuhi para sahabat Indonesia, kelompok Syiah Rafidhah itu tidak ada. Tetapi, karena terjebak oleh versi Wahhabi, NU Garis Lurus menyamakan seluruh Syiah tanpa mampu membedakannya dengan Rafidhah. Dari sinilah potensi destruktif aliran NU Garis Lurus terlihat nyata. Sehingga ia tak ubahnya dengan golongan radikalis Islam lainnyaâ€.Yang perlu dipersoalkan dalam paragraf di atas ialah pertama, alih-alih mengkritik NU Garis Lurus yang dinisbatkan kepada kami, Imam Jazuli terjebak pada istilah NU Moderat. NU disandingkan dengan Moderat. Sedangkan moderat sendiri adalah lahir dari Barat Sekuler Liberal yang anti terhadap agama. Menurut Dr Hamid Fahmi Zarkasyi pakar bidang pemikiran, konsep moderat berbeda dengan konsep washathiyah atau tawasshut dalam istilah NU. Washathiyah identik dengan keadilan, menunjukkan kemuliaan, kebaikan, keseimbangan dunia-akhirat, tidak berlebihan tidak juga meremehkan ibadah atau perintah agama. Sehingga wasathiyah merupakan sifat dari Islam moderat menurut Barat, adalah dengan ciri-ciri Muslim yang tidak anti semith tidak anti Yahudi, kritis terhadap Islam dan menganggap Nabi Muhammad tidak mulia dan tidak perlu diikuti, pro kesetaraan gender, menentang jihad, menentang kekuasaan Islam, pro pemerintahan sekuler, pro Israel, pro kesamaan agama-agama, tidak merespons terhadap kritik-kritik kepada Islam dan Nabi Muhammad, anti pakaian Muslim, tidak suka jilbab, anti syariah dan anti terorisme. Inilah arti moderat menurut Barat. Dengan menggunakan istilah yang diadopsi dari konsep milik Barat Liberal, maka bisa dikatakan bahwa jika Imam Jazuli yang lulusan al-Azhar ini dengan atau tanpa sengaja dia sudah berpikiran liberal. Fenomena demikian tidak aneh, sebab sudah banyak sekali orang-orang bahkan tokoh yang terjebak pada pemikiran liberal baik sengaja maupun tidak. Tentunya banyak faktor yang menyebabkan seseorang itu menjadi liberal tanpa Imam Jazuli menilai NU Garis Lurus melenceng dari pemikiran Syaikh Hasyim Asy'ari?Imam Jazuli tidak faham pemikiran Syaikh Hasyim Asy'ari, dengan mengatakan bahwa para tokoh yang dituduh NU Garis Lurus ini telah melakukan tahrif kepada kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah kitab Syaikh Hasyim Asy'ari, yang katanya Syaikh Hasyim Asy'ari tidak memusuhi Syiah pada umumnya. Perlu diketahui, dalam kitab al-Farqu bainal Firaq, Syiah secara Global dibagi menjadi tiga yaitu Syiah Zaidiyah, Syiah Rafidha dan Syiah Ghulluw. Ketiga kelompok Syiah ini berpecah menjadi beberapa kelompok lagi yang mana ada di antara mereka saling mengkafirkan. Adapun dari ketiga kelompok besar itu, hanya kelompok Zaidiyah yang memiliki kesamaan dengan Ahlussunnah wal jamaah. Namun meski kelompok zaidiyah adalah kelompok paling dekat dengan Ahlussunnah wal jamaah, ternyata Syaikh Hasyim Asy'ari dalam muqaddimah Qanun Assasi lil Jamiyyah Nahdhlatul Ulama mengatakan Syiah Zaidiyah termasuk kelompok Ahlul Bid'ah. Sebagaimana penulis kutip dari tulisan Kholili Hasib M. Ud seorang pakar bidang aliran sesat dan anggota MUI Jawa Timur, dalam bukunya "Sunni dan Syiah Mustahil Bersatu, dan sub bab Kyai Hasyim Asy'ari tentang Syiahâ€.Dalam sejumlah kitab yang ditulis oleh beliau Syaikh Hasyim Asyari, kekeliruan aqidah Syi'ah dibahas dengan panjang lebar dan dengan rujukan ulama salaf. Jelasnya, sebelum beliau mengambil sebuah kesimpulan, beliau sering mengutip pendapat ulama terdahulu dan hadits Nabi Muhammad saw. Beberapa karya beliau yang layak untuk disebutkan, misalnya adalah, Muqaddimah qanun Asasi lil jamiyah nahdhlatul Ulama, Risalah Ahlussunnah wal jamaah, al-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyid al-Mursalin, dan al-Tibyan fi Nahyi an Muqatha'ah al-Arham wa al-Aqrab madzhab lain seperti Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah adalah Ahli Bid'ah. Dan sehubungan itu, apapun pendapat yang berasal dari mereka tidak boleh Syiah Zaidiyah yang dekat dan memiliki kesamaan dengan Ahlussunnah wal jamaah dinyatakan Ahli Bid'ah dan dilarang masyarakat Nahdhiyin untuk mengambil pendapat dari mereka. Bagaimana dengan kelompok Syiah lainnya yang tentunya lebih ekstrim dan radikal?Dalam hal ini tidak dibutuhkan logika level tinggi untuk mencernanya. Jadi adanya perubahan kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamah yang dilakukan tokoh ketiga tokoh di atas ini, hanyalah tuduhan keji semata yang tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Hal ini bisa masuk dalam ranah pelanggaran hukum, karena telah menuduh tanpa bukti paragraf akhir Imam Jazuli menulis "Jangan sampai menuruti hawa nafsu kekuasaan lalu tega hati melakukan penyelewengan dan penyempitan atas ajaran komprehensif-holistik dari Hadratus Syeikh Hasyim mereka yang menjadi pengurus NU struktural banyak yang melakukan penyelewengan. Contohnya, terjadi kerjasama antara NU struktural dengan Syiah Iran. Bahkan jauh sebelum itu, Gus Dur dengan tak sungkan-sungkan mengatakan bahwa NU adalah Syiah Minus Imamah. Menurut Sumber Majalah Berita Mingguan GATRA Edisi 25 November 1995 bahwa Kyai Bashori Alwi mengatakan pernah mendengar pidato Gus Dur di Bangil, Jawa Timur, menyebut Ayatullah Khomeini sebagai waliyullah atau wali terbesar abad ini. Padahal, menurut pendapat Ahlusunah wal Jamaah, jelas bahwa Syiah itu menyimpang dari Kyai Bashori Alwi bertanya, "Bagaimana sih sebenarnya akidah sampeyan tentang Syiah ini?†. Menurut Effendy Choiri, yang dikenal sebagai pendukung Gus Dur, jawaban Gus Dur sebagai berikut "Dari segi akidah, memang beda antara Syiah dan Sunni. Saya melihat Khomeini itu waliyullah bukan dalam konteks akidah, melainkan dalam konteks sosial. Khomeini adalah satu-satunya tokoh Islam yang berhasil menegakkan keadilan, memberantas kezaliman, dan lain-lain. Jadi soal akidah kita tetap beda dengan Syiah."Padahal jelas dan tegas sebagaimana kita bahas di atas, bagaimana Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari dalam berbagai kitabnya mengatakan bahwa aliran Syiah adalah sesat, hatta itu Syiah Zaidiyah, serta melarang masyarakat NU untuk menjalin hubungan baik siapa yang sebenarnya melakukan penyelewengan terhadap pemikiran Syaikh Hasyim Asy'ari? Wallahu a'lam bis shawwab.[aji] Baca Juga Said Abdullah Bantah DPR Percepat Pengesahan RUU KUP Nusron Wahid Minta Masyarakat Tidak Suudzon Terkait Kebakaran Kilang Minyak Pertamina di Cilacap Pemilihan Calon Anggota BPK Relatif Monopolistik DPR Uix0A.