Energy is one of the most important sector in national development, in addition to other sectors such as food, human resources, technology, economics and others. Energy supply shortage will cause delays even cessation of national development. Therefore, sustainability of energy supply which is something that must be achieved to ensure the sustainability of national development. Indonesia endowed with a variety of fossil energy resources with a relatively limited amount so that the current use of such reserves will be exhausted in the not too long. On the other hand, Indonesia has a variety of alternative energy resources that are currently not yet developed. Energy sustainability itself is a part of national energy security, so as to achieve national energy security is adequate, the full potential of existing resources both energy resources, human, financial, infrastructure and technology needs to be developed optimally and independently. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free iOrasi Pengukuhan Peneliti Utamasebagai Profesor RisetBidang Perencanaan EnergiPENGEMBANGAN TEKNOLOGIENERGI ALTERNATIF UNTUKMENDUKUNG KETAHANAN DANKEMANDIRIAN ENERGI NASIONALDisusun olehMohamad Sidik BoedoyoJakarta, 17 Desember 2007BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGIBPPT iISBN 978-3733-18-0Orasi Pengukuhan Peneliti Utamasebagai Profesor RisetBidang Perencanaan EnergiPENGEMBANGAN TEKNOLOGIENERGI ALTERNATIF UNTUKMENDUKUNG KETAHANAN DANKEMANDIRIAN ENERGI NASIONALDisusun olehMohamad Sidik BoedoyoJakarta, 17 Desember 2007BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGIBPPT iiPerpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan KDTMohamad Sidik BoedoyoPengembangan teknologi energi alternatif untuk mendukung ketahanan dankemandirian energi nasional Orasi pengukuhan peneliti utama sebagaiprofesor riset bidang perencanaan energi / Mohamad Sidik Boedoyo, – Jakarta BPPT – Press, 200751 + iv hlm, 21 cmISBN 978-3733-18-01. Energi I. Cipta Dilindungi oleh Undang-UndangAll Right reservedDiterbitkan pertama kali oleh BPPT-Press, Jakarta, 2007Sekretariat BBPPT-PressBidang Perpustakaan Pusat Data,Informasi dan Standardisasi PDISGedung II BPPT, Lantai 4Jl. Thamrin No. 8Jakarta 10340Telp. 021 316 9067/316 9091; Fax. 021 3101802e-mail lies memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin tertulis daripenulis. iiiYang saya hormati,Bapak Pimpinan dan Anggota Majelis Profesor Riset,Bapak Kepala BPPT,Bapak Sekretaris Utama BPPT,Bapak-bapak pejabat Eselon I di lingkungan BPPT,Para Kepala Unit di BPPT,Para Peneliti, Perekayasa dan Pejabat Fungsional di BPPT,Para Tamu Undangan,Para sahabat, kerabat dan keluarga,Bapak, Ibu dan Saudara para hadirin sekalian,Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Salam Sejahtera bagi kita semua,Energi merupakan salah satu sektor terpenting dalampembangunan nasional, disamping sektor lain seperti pangan,sumberdaya manusia, teknologi, ekonomi dan lain-lain. Kekuranganpasokan energi akan menyebabkan terhambatnya bahkan terhentinyaroda pembangunan. Oleh karena itu kesinambungan pasokan energiyang merupakan hal yang harus dicapai untuk menjaminkesinambungan pembangunan dikarunia berbagai sumberdaya energi fosil denganjumlah yang relatif terbatas sehingga dengan pemakaian seperti saatini cadangan tersebut akan habis dalam waktu yang tidak terlalulama. Padahal kita memiliki bermacam-macam sumberdaya energialternatif yang saat ini belum dikembangkan secara energi sendiri merupakan bagian dariketahanan energi nasional, sehingga untuk mencapai ketahananenergi nasional yang memadai, seluruh potensi sumberdaya yangada baik sumberdaya energi, manusia, finansial, infrastruktur danteknologi perlu dikembangkan secara optimal dan mandiri. ivOleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankan kamimenyampaikan orasi pengukuhan profesor riset dengan judulPENGEMBANGAN TEKNOLOG1 ENERGI ALTERNATIF UNTUKMENINGKATKAN KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN ENERGINASIONAL 1I. PENDAHULUANEnergi mempunyai peran yang sangat penting dalam dalammenunjang pembangunan nasional, baik sebagai bahan baku bagisektor industri maupun sebagai bahan bakar bagi sektor-sektorpenggerak pembangunan nasional jangka panjang, kelancaranpenyediaan dan distribusi energi final seperti bahan bakar minyak,gas, listrik, LPG dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan seluruhsektor perekonomian seperti sektor rumah-tangga, industri,transportasi, komersial dan lain-lain, harus dapat dikaruniai berbagai sumberdaya energi yang terdiridari energi fosil yaitu minyak bumi, gas bumi, dan batubara yangselama ini sudah dimanfaatkan, serta berbagai sumberdaya energiterbarukan dengan potensi yang tidak terlalu besar dan sebagian sulituntuk dimanfaatkan karena kualitasnya, maupun karena letak potensitersebut jauh dari pusat kebutuhan energi mempunyai cakupan permasalahan yang sangatluas, yaitu di mulai dari tahap eksplorasi sampai pada tahappemanfaatan akhir, keseimbangan antara konsumsi energi denganpenyediaan energi; belum optimalnya pengembangan sumber dayaenergi alternatif; penggunaan energi yang belum efisien; dampaklingkungan dalam pengelolaan energi sejak tahap penyediaan sampaipemanfaatan akhir. Untuk menjamin kelancaran pembangunannasional, maka ketahanan dan kemandirian energi yang mencakupjaminan terhadap penyediaan dan ketersediaan energi jangkapanjang, perlu mendapat dengan hal tersebut, maka suatu perencanaanenergi yang luas, mendalam, terintegrasi serta meliputi semua aspektermasuk pemanfaatan teknologi energi alternatif, merupakan halyang penting dalam strategi pembangunan nasional jangka panjang. 2II. PERMASALAHAN BIDANG ENERGI Dl INDONESIASeperti disampaikan dalam pendahuluan, permasalahan dibidang energi adalah sangat luas, dan komplek, baik dilihat dariwilayah cakupannya, maupun dari aspek pengelolaannya antara lain,teknik, sosial, ekonomi, dan geografis Indonesia yang merupakan kepulauan,dengan populasi yang tinggi serta penyebaran penduduk yang tidakmerata memberikan permasalahan tersendiri dalam penyediaanenergi. Beberapa masalah energi yang mendasari perencanaanenergi jangka panjang di Indonesia antara lain adalah sebagai Pertumbuhan Ekonomi Yang Terus Meningkat dan dekade sebelum krisis ekonomi 1989 - 1998 lajupertumbuhan PDB Produk Domestik Bruto cukup tinggi yaitu sekitar7% pertahun, tetapi setelah krisis ekonomi tahun 2007, lajupertumbuhan ini relatif menurun hingga mencapai sekitar 3,5%sampai 4% dari tahun 1999 - 2005. Dalam periode setelah tahun2005 sampai 2030 diperkirakan laju pertumbuhan PDB akan membaikdan mencapai rata-rata 5 - 6 % pertahun. Masalah yang ada adalahpertumbuhan ekonomi antar wilayah tidak merata, dan sangattergantung pada ketersediaan sumberdaya, baik alam, manusia,teknologi maupun Pusat Kebutuhan Energi di Jawa dan Potensi Energi di LuarJawaSebagian besar potensi sumberdaya energi berada di berbagaiwilayah di luar pulau Jawa, sedangkan pusat kebutuhan energi ada dipulau Jawa, oleh karena kepadatan penduduk Jawa mencapai sekitar60% jumlah penduduk Indonesia, demikian juga konsentrasiindustrinya. Hal ini akan membutuhkan manajemen energi yang 3cukup rumit, mulai dari pengembangan sumberdaya, sampaiimplementasinya termasuk masalah transportasi, penyimpanan,distribusi serta penyiapan infrastruktur energi Potensi Energi Terbatas;Walaupun Indonesia memiliki berbagai sumberdaya energi baikenergi fosil seperti minyak bumi, batubara. Dan gas alam, tetapipotensinya dapat dikatakan “terbatas". Saat ini, penggunaan energifosil didominasi oleh minyak bumi dalam bentuk bahan bakar minyak,sementara potensi cadangan yang ada terbatas. Potensi gas alamcukup tinggi tetapi sebagian besar diproses dalam bentuk LNG dandiekspor ke luar negeri. Potensi batubara cukup besar, tetapisebagian besar mempunyai kualitas yang rendah, dan yangmempunyai kualitas cukup baik sebagian diekspor ke luar negeridalam kontrak jangka energi terbarukan cukup beraneka ragam, tetapisebagian di lokasi yang jauh dari konsumen dan sebagian belummampu bersaing dengan jenis energi yang telah dimanfaatkanselama ini. Kondisi diatas akan membutuhkan strategi pengelolaanyang rumit dan komitmen yang Kompetisi Dalam Penyediaan saat ini kompetisi secara bebas pada penyediaan berbagaijenis energi belum dapat dilaksanakan sepenuhnya, walaupun .telahada arahan dalam Kebijakan Energi Nasional yang dituangkan dalamPenpres No. 5 Tahun 2006. Hal ini terjadi karena sampai saat inistatus energi masih dilematis, yaitu sebagai komoditi perdaganganatau sebagai prasarana pembangunan. Sebagai komoditi, makasemua jenis energi harus diperhitungkan sesuai dengan nilaiekonomisnya, sedangkan sebagai prasarana, maka Pemerintah perlumemikirkan kepentingan pembangunan serta kemampuanmasyarakat dalam penyediaan energinya. Investasi terbatas;Pembangunan fasilitas penyediaan energi membutuhkaninvestasi yang sangat besar, dan investasi ini harus dapat disediakanagar pembangunan nasional dapat berjalan dengan kemampuan Pemerintah dalam investasi sangatterbatas, maka para investor swasta baik dalam maupun luar negeriperlu mendapat peranan yang lebih banyak dan dukungan dalamaplikasi kaitan inilah, perlu dipikirkan langkah untuk perbaikaniklim investasi di bidang energi tanpa mengurangi peran pemerintahdalam membantu masyarakat yang berpenghasilan Dampak lingkunganPenggunaan energi fosil sebagai bahan bakar untuk industri,rumah-tangga, transportasi maupun pembangkit listrik akanmenghasilkan bahan buangan berupa bahan padat, cair maupun gasyang dapat mencemari dan dapat merusak lingkungan. Bahanpencemar ini antara lain, logam berat, NOx, S02, CH4, CO dan lain-lain. Untuk menjamin kesinambungan program pembangunannasional, maka dalam pembangunan fasilitas energi aspeklingkungan harus diperhitungkan dalam analisis kelayakan Masalah KhususSelain dari permasalahan secara umum diatas, juga dapatdiketahui masalah utama energi yang sangat sensitif di Indonesiaadalah penyediaan energi untuk memenuhi kebutuhan energi yangmasih didominasi bahan bakar minyak dan jumlahnya makinmeningkat dari tahun ke tahun, sedangkan cadangan minyak bumiIndonesia sangat terbatas. Disamping itu, rasio ketenagalistrikanmasih rendah, efisiensi pemakaian energi juga masih rendah,pemanfaatan energi alternatif, khususnya energi terbarukan belum 5optimal, dan daya beli masyarakat yang masih rendah dalammemenuhi kebutuhan energinya, merupakan hal yang akanmembayangi sektor energi di masa KETAHANAN ENERGI DAN PERENCANAAN Ketahanan EnergiKetahanan energi, merupakan hal yang sampai saat ini masihdalam pembicaraan. Secara umum Ketahanan Energi ialahkemampuan negara untuk dapat menyediakan energi secara nasionaldengan semaksimum mungkin memanfaatkan sumberdaya lokal yangada, tetapi juga menjamin keandalan pasokan energi untukmemenuhi kebutuhan energi nasional jangka panjang. Dengandemikian tujuan ketahanan dan kemandirian energi nasional adalahuntuk memenuhi kebutuhan energi nasional jangka panjang bagiseluruh sektor perekonomian dengan semaksimum mungkinmemanfaatkan sumberdaya lokal secara ini memunculkan dua hal yang penting yaitu keamanandalam pasokan energi serta kemandirian dalam penyediaan pasokan energi Energy Supply Security merupakankemampuan untuk menyediakan energi dalam jangka panjang dan keseluruh pelosok tanah air. Dilain pihak, kemandirian energi adalahupaya untuk penyediakan energi dengan semaksimum mungkinmemanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada secara nasional, baiksumberdaya alam, manusia, finansiil, infrastruktur, serta energi ini tidak mudah untuk dicapai, karenamerupakan integrasi program pembangunan lintas sektoral,koordinasi lintas departemen, serta pengelolaan sumberdaya yangada, baik sumberdaya energi, manusia, peralatan, teknologi, maupunfinansiil yang saat ini masih merupakan kendala dalam pembangunaninfrastruktur energi di Indonesia. Di pihak lain, energi selain 6diperlukan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, jugamerupakan komoditi ekspor untuk mendapatkan devisa yangdiperlukan juga untuk menunjang Perencanaan EnergiDalam upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian energinasional, suatu perencanaan energi yang matang, luas, terintegrasidan konsisten sangat diperlukan. Perencanaan yang ada harusmencakup kurun waktu yang cukup panjang, serta memperhitungkankebutuhan energi sektor-sektor perekonomian yang ada sepertirumah-tangga, transportasi, industri, pemerintahan dan komersial,serta dapat memberi gambaran tentang penyediaan berbagai jenisenergi primer, dan energi energi merupakan salah satu faktor penting dalamketahanan energi, khususnya dalam memberi gambaran tentangkondisi kebutuhan, penyediaan, teknologi serta investasi untukmemenuhi kebutuhan energi bagi kelangsungan pembangunannasional, antara lain dalam upayaMemenuhi kebutuhan energi nasional, wilayah dan sektoralsecara berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek ekonomis,teknis dan lingkungan,Mengembangkan berbagai potensi sumberdaya energi yangdimiliki,Merumuskan strategi penerapan teknologi energi yang optimal,baik di sisi produksi, proses/konversi, dan pengguna energi;Memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi negara, daerahdan masyarakat, melalui peningkatan ekonomi baik di tingkatnasional maupun daerah serta kesejahteraan energi meliputi pengembangan dan pemanfaatanenergi primer yangterdiri antara lain minyak bumi, batubara, gas sertaEBT Energi Baru dan Terbarukan, dan energi final yang terdiri dari 7bahan bakar minyak, gas alam, batubara, briket batubara dan tenagalistrik. Disamping itu perencanaan energi juga memberi gambarankebutuhan investasi, dan teknologi, dengan tetap memperhatikandampak terhadap lingkungan, sosial dan kepentingan perencanaan yang baik akan dapat menunjukkan kapansuatu investasi harus dilakukan dan atau suatu teknologi harus masukdalam sistem energi. Sistem Energi yang merupakan rangkaiankegiatan proses penyediaan energi dari sisi hulu ke hilir, terdiri daribeberapa sub sistem yaitu penyediaan energi, konversi energi,transportasi energi, distribusi energi sampai ke pengguna energi,seperti terlihat pada Gambar 1. Gambaran Umum Sistem EnergiIV. SUMBERDAYA, CADANGAN DAN PEMAKAIAN ENERGIUntuk memperkirakan kondisi penyediaan energi di masamendatang, maka perlu dikaji terlebih dahulu kondisi sumberdayaenergi dan penggunaannya saat ini, yang akan menjadi dasar dalammemperkirakan kondisi energi di masa mendatang. Cadangan Minyak BumiSecara umum dapat dikatakan bahwa cadangan minyak bumi,selama kurun waktu 1995 2005 tidak banyak mengalamiperubahan, walaupun terjadi penurunan cadangan minyak dari 9,10milyar barrel pada tahun 1995 menjadi 8,17 milyar barrel cadanganterbukti 4,2 milyar barrel pada tahun 2005 dengan laju ataupenurunan sebesar 1,07% pertahun. Walaupun demikian,sumberdaya minyak bumi indikatif yang tersebar di Nangroe AcehDarussalam NAD, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, SumateraSelatan, Natuna, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur,Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua mencapai 86,9 milyar barreldengan sumberdaya minyak bumi terbesar berada di Sumatera. Halini menunjukkan bahwa, di masa mendatang cadangan potensialmaupun cadangan terbukti indonesia masih mungkin cadangan minyak bumi potensial dan terbuktiditunjukkan pada Grafik 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Akhir2005Total CadanganMilyar BarelTerbukti PotensialSumber Ditjen. MigasGrafik 1. Cadangan Minyak Bumi dari Tahun 1995 Tahun 2005 Produksi, Impor dan Ekspor Minyak BumiMinyak bumi selain sebagai bahan baku kilang untukmemproduksi BBM bahan bakar minyak dan produk lainnya, jugamerupakan komoditi ekspor yang menghasilkan devisa untukmenunjang pembangunan. Dari data yang ada terlihat bahwa daritahun 2000 sampai 2005 produksi minyak bumi Indonesia menurundengan laju -8% per tahun, dan ekspor minyak bumi juga menurundengan laju -4% per tahun. Dipihak lain, walaupun terjadi penurunankonsumsi minyak bumi dalam negeri dari 402 Juta Barel tahun 2000menjadi 300 Juta Barel tahun 2005 dengan laju -6% per tahun, tetapiimpor minyak bumi justru meningkat dengan laju 8% per umum hal ini menunjukkan adanya penurunan kapasitasproduksi kilang minyak Indonesia .Selama kurun waktu tahun 2000 sampai tahun 2005 produksiBBM relatif tetap yaitu sekitar 275 Juta SBM Setara Barel Minyak,sedangkan konsumsi BBM meningkat dari 285 Juta SBM pada tahun2000 menjadi 382 Juta SBM pada tahun 2005 dengan lajupertumbuhan 6% per tahun. Akibatnya impor BBM meningkat rata-rata 16% per tahun sehingga mencapai 159 Juta SBM pada tahun2005 atau 41% terhadap konsumsi BBM nasional, lihat Tabel 1. Produksi, Impor dan Ekspor BBM 2000 - 2005 Ribu BarelSumber Statistik Minyak dan Gas, Ditjen. MigasHasil analisis memberi gambaran bahwa bila tahun 2005Indonesia masih merupakan negara pengekspor minyak, maka pada 10tahun 2007 akan dapat berubah menjadi negara pengimpor minyak,yang berarti produksi minyak Indonesia lebih kecil dari impor minyakbumi dan BBM yang diperhitungkan dari penjualan BBM,menunjukkan bahwa konsumsi sektor transportasi merupakan yangtertinggi. Pada tahun 2000 sektor transportasi mengkonsumsi jula Kilo Liter dan pangsa sebesar 43% terhadap total konsumsiBBM nasional, pada tahun 2005 konsumsinya meningkat hinggamencapai sekitar 30 juta Kilo Liter dengan pangsa sekitar 48%.Pertumbuhan konsumsi BBM dari tahun 2000 sampai 2005 padasektor rumah tangga tumbuh dengan laju rata-rata 3% per tahunwalaupun pada tahun terakhir memperlihatkan adanya penurunankonsumsi sekitar -4%, sektor transportasi tumbuh sebesar 7% pertahun, sektor industri tumbuh sebesar 2% per tahun, sedangkansektor kelistrikan turun sekitar -5% per Gas Cadangan Gas BumiCadangan gas bumi Indonesia tersebar di Sumatera, kepulauan Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Jawa. Pada tahun2000, total cadangan gas bumi Indonesia sebesar 170,31 TCPTrillion Cubic Feet dengan cadangan terbukti sebesar 94,75 TCPdan cadangan yang potensial sebesar 75,56 TCP. Pada akhir tahun2005 dengan diketemukan beberapa cadangan baru, seperticadangan gas bumi Masela di Maluku, maka cadangan gas bumiIndonesia meningkat menjadi sebesar 188,34 TCP dengan cadanganterbukti sebesar 97,81 TCP dan cadangan yang potensial TCP. Perkembangan cadangan gas bumi di Indonesia selamakurun waktu 1995 2005 ditunjukkan pada Gralik 2. 110204060801001201401601802001995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Akhir2005Total Cadangan TCFTerbukti PotensialSumber Ditjen. MigasGrafik 2. Perkembangan Cadangan Gas Bumi Terbukti dan Potensialdari Tahun 1995 Produksi dan Konsumsi Gas BumiGas bumi merupakan suatu jenis energi yang relatif bersih, tetapitidak mudah untuk dipindahkan Oleh karena itu pemanfaatan gasbumi sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri pupuk danpetrokimia lain harus dilengkapi sarana pengangkutan baik pipa gas,atau ditransformasikan ke bentuk cair seperti LNG, LPG ataudimampatkan dalam bentuk CNG Compressed Natural Gas. Kondisitersebut menyebabkan pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakardidalam negeri saat ini belum terlalu saat ini sebagian besar gas bumi diekspor dalam bentuk LNGdan LPG serta dalam bentuk gas melalui pipa ke gas bumi di dalam negeri yang cukup besar adalahsebagai bahan baku pabrik pupuk dan petrokimia, serta untukpembangkil tenaga listrik. Pemanfaatan lainnya adalah oleh sektorrumah tangga dan transportasi dalam jumlah yang relatif dapat dikembangkan dan didistribusikan di DKI Jakarta sertabeberapa wilayah di Jawa bagian utara, yaitu sepanjang pipa gasbumi Boedoyo, 1989.Tabel 2. menunjukkan produksi dan pemanfaatan gas bumi Indonesia 12dari tahun 2000 sampai 2. Produksi dan Pemakaian Gas Bumi IndonesiaTahun ProduksiGas AlamBSCFPemakaian MMSCFGas Lift &Reinject. LNGPlant LPGPlant KilangMinyak GasKota Industridan PLN JumlahSumber Ditjen. MigasApabila produksi tahunan tetap sekitar 3 TSCF. maka cadanganterbukti gas bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 32 Cadangan BatubaraIndonesia mempunyai cadangan batubara yang cukup besar,dimana pada tahun 2005 cadangan tersebut diperkirakan berjumlahsekitar 61 Milyar MT Metrik Ton yang terdiri dari 10,8 Milyar terukur, dan 7, 01 cdangan yang dapat ditambang lihatTabel jumlah cadangan yang dapat ditambang ini sangattergantung dengan intensifikasi eksplorasi dan pengembanganteknologi pertambangan, sehingga mampu mengubah cadanganterukur atau tertunjuk menjadi cadangan yang dapat batubara Indonesia tersebar di beberapa wilayah,namun hampir seluruh cadangan tersebut terdapat di pulau Sumatera45% dan Kalimantan 54%. 13Tabel 3. Cadangan Batubara Indonesia Tahun 2005 Juta TonWilayahCadang-anSumber Neraca Sumberdaya dan Cadangan Batubata Indonesia Tahun 2005,Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, cadangan terbukti tersebut sekitar 75% berkulitas baikdengan nilai kalor antara 5100 - 7100 Kcal dan sebanyak 25%merupakan dari batubara muda dengan nilai kalor kurang dari 5100Kcal 25%\, sehingga pemanfaatannya akan memerlukan teknologiyang tepat dan ramah lingkungan serta dapat dikembangkan di dalamnegeri. Boedoyo, 1995 Produksi dan Konsumsi BatubaraProduksi batubara Indonesia meningkat dengan cepat, dimanaproduksi batubara pada tahun 2005 mencapai 144 juta ton atauhampir 2 kali lipat produksi tahun 2000 dimana, sebagian besarpenggunaan adalah diekspor ke berbagai negara. Dalam kurun waktuantara tahun 2000 sampai tahun 2006, terlihat prosentase batubaraekspor terhadap produksi adalah antara 70% sampai 75%. Lihattabel 4.Dengan perkiraan produksi tahunan tetap sebesar 144,5 juta tondan dengan hanya memperhitungkan cadangan batubara yang dapatditambang, maka umur pemanfaatan batubara atau rasio cadanganper produksi adalah 48 tahun. 14Tabel 4. Produksi, Ekspor dan Impor BatubaraTahunRibu TonRibu TonSumber Dit. Pengusahaan Mineral dan Batubara, DGSDM* Statistik Impor Ekspor, BPSPenggunaan di dalam negeri adalah untuk pembangkit listrik,industri logam, keramik, kertas dan lain-lain, pembuatan briketbatubara dan lain-lain. Pembangkit listrik merupakan konsumenterbesar batubara dengan pangsa berkisar antara 50% dan 75% daritotal penggunaan batubara dalam negeri konsumsi antara tahun 2000sampai tahun 2005, lihat Tabel 5. Konsumsi Batubara Dalam NegeriTahunSumber Statistik Batubara dan Mineral. Ditjen Mineral Batubara dan Panas Energi TerbarukanSebagai negara tropis dan terletak diatas pertemuan lempengbumi Eurasia dan Australia, Indonesia mempunyai berbagai jenissumberdaya energi terbarukan seperti hidro, angin, biomasa, ombak, 15surya, panas bumi dan lain-lain. Pada umumnya potensi energiterbarukan telah dikembangkan di Indonesia, walaupun belum optimalkecuali energi kelautan dan nuklir yang belum dikembangkan secarakomersial, lihat Tabel 6. Potensi Energi Terbarukan Nasional4,8 kWh/m2/hari 1203 TWSumber “Blue Print” Pengembangan Energi Nasional 2005Potensi yang terbesar dan paling banyak dimanfaatkan adalahhidro atau tenaga air. Mikrohidro merupakan energi yang berpotensiuntuk dikembangkan, khususnya untuk daerah pedesaan danterpencil. Potensi mikrohidro yang sudah diketahui sekitar 459 MWe,dan baru sekilar 5% yang sudah dimanfaatkan. Hal ini disebabkankarena letak sebagian potensi tersebut jauh dari pusat kebutuhansehingga tidak ekonomis untuk dikembangkan. Pulau Jawa yangmemiliki potensi mikrohidro besar dengan kepadatan penduduk yangtinggi, merupakan peluang yang besar untuk memanfaatkan potensimikrohidro bumi merupakan sumberdaya yang saat ini sudahmendekali nilai ke-ekonomi-annya. Pulau Sumatera memiliki potensipanas bumi yang terbesar yaitu sebesar MWe, sedangkanpulau Jawa memiliki cadangan terbukti yang terbesar yaitu MWe. Pemanfaatan panas bumi untuk pembangkitan listrik dipulau Jawa sudah cukup tinggi yaitu sekitar 40% dari cadanganterbukti, lihat pada Tabel 7. Pemanfaatan di pulau Jawa didukung 16dengan telah adanya jaringan transmisi tegangan 7. Potensi Panas Bumi di IndonesiaLokasiMWeTerpasangMWlatifgaNTBSumber Statistik Direktori Geologi dan Sumber Daya Mineral 2005, Dirjen. MineralBatubara dan Panas surya untuk pembangkitan tenaga listrik telah cukupdikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia, tetapi mengingatbiaya investasi yang cukup tinggi dan masalah penyimpanan daya,saat ini belum dapat dikembangkan dalam skala angin di Indonesia belum lengkap didatakan,menyebabkan pembangkit tenaga angin belum dapat dikembangkan,walaupun saat ini telah dibuat beberapa prototipe PLTB oleh LAPANdan BPPT serta institusi lain, namun belum dikembangkan secarakomersial. Di sektor perikanan seperti tambak ikan dan udang, tenagaangin dengan turbin sederhana telah dimanfaatkan secara meluassebagai penggerak pompa merupakan potensi sumberdaya energi yang cukupmenjanjikan, karena pemanfaatannya cukup luas, seperti untukmemasak, pembangkitan listrik, bahan bakar industri dan biomasa antara lain berupa limbah pertanian, Iimbahhutan, kayu bakar maupun basil pertanian dan perkebunan. Saat inisedang digalakkan pengembangan Bahan Bakar Nabati BBN yaitubiodiesel, bioethanol dan Pure Plant Oil Straight Jatropha, dan 17Straight Palm Oil sebagai pengganti energi kelautan seperti arus laut, gelombang laut, sertapanas laut masih belum mencapai keekonomiannya dan sedangdalam taraf PERENCANAAN ENERGI NASIONALSejak tahun 1980 secara konsisten BPPT telah berpartisipasidalam penyusunan strategi energi nasional, dimana telah dihasilkanberbagai masukan bagi kebijakan bidang energi di Indonesia, baikdalam perencanaan kelistrikan, perencanaan minyak dan gas bumiserta dalam pemilihan teknologi energi yang layak untuk diterapkan dimasa mendatang. Saat ini model energi yang digunakan adalahintegrasi dua model yaitu model MAED Model Analysis for theEnergy Demand suatu model ekonometrik yang digunakan untukmemproyeksi kebutuhan energi Indonesia di masa mendatang danmodel Markal Market Allocation yang merupakan perangkat untukmemproses data dalam program optimasi yang mempunyai sifatbiaya energi termurah, “harus” memenuhi kebutuhan energi, jangkapanjang, multi perioda, dan dapat menjalankan berbagai fungsiobyektif dengan teknik linier keluaran model antara lain, proyeksi kebutuhan energi perjenis energi final, sektor dan wilayah, penyediaan energi primer,penerapan teknologi energi, pengembangan infrastruktur energi sertaberbagai informasi lainnya. Jenis energi primer yang dievaluasi terdiridari jenis energi fosil, seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubaraserta energi terbarukan, sedangkan sektor pengguna energi yangdianalisis adalah sektor rumah-tangga, transportasi, industri,komersial dan pembangkitan listrik. Djojonegoro, W., Boedoyo, MS.,1992Hasil studi perencanaan energi nasional untuk jangka panjang 18yang dilaksanakan oleh BPPT dengan basis data tahun 2005, adalahgambaran tentang kebutuhan energi dari Tahun 2005 sampai Proyeksi Kebutuhan EnergiPerhitungan kebutuhan energi dapat dirumuskan secarasederhana yaitu, aktifitas suatu sektor dikalikan dengan intensitaspenggunaan energinya. Proyeksi energi secara sederhanadidefinisikan dengan kebutuhan energi per satuan aktifitas tersebutdikalikan dengan laju pertumbuhan tahunan dalam periode perhitungan yang sebenarnya banyak faktor maupunparameter yang harus diperhitungkan, antara lain konsumsi energihistoris, jenis dan efisiensi peralatan pengguna energi, jumlahpenduduk, pertumbuhan ekonomi, kebijakan Pemerinlah dan analisis secara umum menunjukkan bahwa penggunaanBBM akan terus meningkat, walaupun pangsanya dalam total energinasional telah diturunkan dari sekitar 40% pada tahun 2005 menjadisekitar 25% pada tahun 2025. Penggunaan gas akan menmgkatdengan laju yang relalif rendah sedangkan batubara dan tenaga listrikterus meningkat dengan laju yang cukup tinggi. Suatu hal yangmenarik ialah munculnya beberapa jenis energi alternalif yaitubatubara yang dicairkan mulai 2015, biofuel mulai 2010 dan nuklirmulai 2017 Boedoyo, MS., 2005.Hasil analisis menunjukkan bahwa sampai tahun 2025, BBMmasih tetap mendominasi kebutuhan energi final, disusul gas bumidan batubara. Sampai tahun 2020 sektor rumah tangga merupakankonsumen energi yang terbesar, dan setelah itu peranan ini diambilalih oleh sektor pasokan berbagai jenis energi final dari lahun 2005sampai tahun 2025 dapat dilihat pada Gralik 3. 1905001000150020002500300035002005 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025Juta SBMBBM Batubara Gas Biomasa Listrik Sampah Nuklir PanasSumber Hasil Perhitungan Model Markal Pebruari 2007Grafik 3. Prakiraan Kebutuhan Energi Final Per Jenis Energi Tahun 2005 2025Dalam proyeksi kebutuhan energi nasional, sektor transportasimerupakan konsumen urutan ke tiga, tetapi dalam penggunaan BBMsektor ini merupakan konsumen terbesar, lihat Grafik energi per wilayah masih tetap didominasi oleh pulauJawa, disusul oleh Sumatera, Kalimantan dan Pulau Lain, lihat Grafik5. Pertumbuhan kebutuhan energi selama kurun waktu 20 tahunmendatang, diperkirakan pertumbuhan pulau Jawa masih tetap yangtertinggi yaitu 6% per tahun, Kalimantan dan Pulau Lain sebesar 5,6%per tahun dan yang terendah adalah Sumatera dengan 5,2% mi memberi gambaran bahwa pada kondisi bisnis sepertiapa adanya business as usual dalam 20 tahun mendatang tujuanutama investasi masih tetap mengarah ke pulau Jawa. Bila arahpembangunan di masa mendatang masih tetap dengan pola yangsama, dikawatirkan akan timbul masalah ketersediaan infrastrukturenergi, SDM dan masalah lingkungan, khususnya di pulau JawaDi masa mendatang diharapkan adanya keseimbanganpembangunan yang lebih mengarah kepada eksploitasi sumberdayamanusia dan teknologi, daripada ekspolitasi sumberdaya alam 20terutama yang diarahkan sebagai komoditi 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025Juta SBMRumahtangga Industri Transportasi Pertanian KomersialSumber Hasil Perhitungan Model Markal Pebruari 2007Grafik 4. Prakiraan Kebutuhan Energi Final Per Sektor dari Tahun 2005 Tahun2025050010001500200025003000350040002005 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025Juta SBMJawa Sumatera PulauLain KalimantanSumber Hasil Perhitungan Model Markal Pebruari 2007Grafik 5. Prakiraan Kebutuhan Energi Final Per Wllayah dari Tahun 2005 sd. Setara Barel Minyak Proyeksi Penyediaan EnergiHasil analisis juga memberikan gambaran tentang proyeksipenyediaan energi untuk memenuhi kebutuhan energi, lihat Grafik yang ada menunjukkan bahwa produksi batubara terusmeningkat, sedangkan ekspor batubara yang di awal tahunperencanaan hampir mencapai 80% produksi mempunyaipertumbuhan yang relatif rendah, menunjukan bahwa terjadipertumbuhan konsumsi batubara dalam negeri secara minyak mentah yang terus menurun dengan laju -2%per dibarengi konsumsi BBM yang meningkat menyebabkanpeningkatan impor minyak mentah sebesar 5% per tahun dan imporBBM sebesar 6% gas bumi diperkirakan akan meningkat secara moderatwalaupun terjadi sedikit penurunan pada akhir perioda gas dalam negeri akan meningkat, sedangkan ekspor gasbaik dalam bentuk gas bumi maupun LNG di masa mendatang 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025Juta SBMCrude Prod. Crude Impor BBM Impor BBM EksporGas Prod. Gas Ekspor LNG/LPG Impor LNG/LPG EksporBatubara Ekspor Batubara Hasil Perhitungan Model Markal Pebruari 2007Grafik 6. Prakiraan Produksi, Ekspor, Impor Energi Indonesia dari Tahun2005 2025 Penerapan Teknologi Energi AlternalifDari sisi perencanaan energi secara optimal, yaitu denganmempertimbangkan biaya penyediaan energi total seminimummungkin, maka ada beberapa alternatif energi yang dapat bersaing dimasa mendatang. Energi alternatif ini antara lain, bahan bakar nabati,baik gasohol, biodiesel, maupun pure plant oil PPO, batubara yangdicairkan, compressed natural gas CNG, biomasa. mikrohidro,surya, panas bumi, angin dan lain-lain. Permanfaatan energi alternatiftersebut akan memerlukan pengembangan dan penerapan energi tersebut tersebar di seluruh wilayah diIndonesia yang dalam model Markal dikelompokkan dalam 4 wilayah,yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan dan pulau lain. Pengelompokan inidiambil karena pola pengembangan dan pertumbuhan pasokanenergi di keempat wilayah tersebut mempunyai karakteristik yangberbeda satu sama ini disampaikan hasil analisis pemanfaatan energialternatif sebagai substitusi BBM, penerapan teknologi energialternatif untuk pembangkitan tenaga listrik, serta teknologi energialternatif Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Substitusi BBMEnergi alternatif akan dikembangkan sesuai denganpemanfaatannya, artinya pengembangan biofuel alau batubara yangdicairkan untuk sektor transportasi harus sesuai dengan standar yangditetapkan untuk bahan bakar kendaraan. Hal yang sama jugaberlaku untuk briket batubara, LPG dan lain-lain. Apabila bahan bakartersebut ditetapkan sebagai pengganti minyak tanah di sektor rumahtangga, harus disesuaikan dengan kondisi sektor rumah gambaran tersebut diatas maka ada beberapa alternatifenergi yang dapat diarahkan untuk menggantikan BBM, yaitu 23a. Minyak Tanah dapat dikurangi atau digantikan dengan LPG, gasbumi, briket batubara, pure plan oil PPO.Kita ketahui bahwa minyak tanah sampai saat ini dipakai dirumah-tangga, dan usaha kecil untuk memasak dan sisi Pemerintah, substitusi minyak tanahdengan LPG akan memberi nilai positif. Dengan asumsikesetaraan antara konsumsi minyak tanah dengan LPG adalahsebesar 0,54, maka substitusi 1 liter minyak tanah akanmembutuhkan 0,54 kg LPG Harga minyak tanah bersubsidiDesember 2006 di depot adalah Rp. 2000 dan hargakeekonomian minyak tanah adalah Rp 5660 per liter sedangkanharga keekonomian LPG adalah Rp. 4837,50 per Kg, sehinggabila seluruh minyak tanah dapat digantikan dengan LPG makaPemerinlah akan dapat mengurangi subsidi sebesar Rp 25triliun. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, pemakaianminyak tanah yang dapat digantikan dengan LPG hanyalahuntuk keperluan memasak yang menggunakan kompor minyak diperkotaan. Substitusi untuk penerangan akan sulit dilaksanakan,demikian juga substitusi untuk wilayah pedesaan karena kendalateknologi dan kendala distribusi LPG yang disebabkan kapasitasangkut yang sangat terbatas serta lokasi konsumen yangtersebar. Mengingat penggunaan gas bumi dan LPG sangatpraktis, dan bersih, masyarakat kelas menengah keataspengguna minyak tanah cenderung akan beralih ke LPG ataugas bumi bila ketersediaan jenis energi ini terjamin. Boedoyo,MS., Suharyono, H., 2006.Briket batubara merupakan alternatif pengganti minyaktanah untuk memasak. Secara umum harga briket batubara jauhlebih murah dari minyak tanah tanpa subsidi. Permasalahandalam penggunaan briket antara lain adalah kurang praktis, 24dimana penyalaan mula harus menggunakan briket penyalaawal. Briket yang menyala sulit dimatikan untuk kemudiandinyalakan kembali. Selain dari itu bau asap briket serta emisipembakaran menyebabkan briket batubara tanpa karbonisasilebih cocok digunakan di udara terbuka atau dengan cerobongasap untuk dipakai sektor usaha kecil seperti, warung makanan,penjual makanan keliling, atau usaha kecil yang membutuhkanpemanasan untuk jangka lama sekitar 6 - 8 jam. Untuk keperluanmemasak rumah tangga disarankan menggunakan sampah atau limbah pertanian melaluibriketisasi dan penerapan teknologi landfill untuk memproduksibiogas merupakan alternatif penyediaan energi untuk rumahtangga Boedoyo, MS., 1998.Pure plant oil minyak nabati hasil pabrik dapatdipergunakan sebagai pengganti minyak tanah, baik untukmemasak maupun sebagai bahan bakar lampu pompa untukpenerangan. Pengujian penggunaan sampai 50% campuranPPO dengan minyak tanah oleh BPPT dipastikan telah berhasilsecara memuaskan. Priyanto, U., 2007b. Penggunaan Minyak Solar dapat dikurangi atau diganti denganbiodiesel yang berasal dari minyak kelapa sawit, minyak jarakpagar serta bahan baku lainnyaBiodiesel yang secara kimia didefinisikan sebagai methylester dengan rantai - C antara 12 - 20, merupakan derivatif dariminyak alami seperti minyak kelapa cocos nucifera oil, kelapasawit palm oil, dan minyak biji jarak Jatropha curcas oil.Minyak solar dicampur PPO sampai prosentase tertentudapat digunakan di mesin diesel RPM rendah. Angkapencampuran PPO yang terlalu tinggi akan meningkatkankekentalan bahan bakar yang menyulitkan pembakaran, 25sehingga perlu penggunaan konverter pemanas untukmengencerkan campuran bahan bakar Premium atau bensin dapat dikurangi dengan pencampuran fuelgrade ethanol atau alkohol dengan kemurnian lebih dari 99,5%alkohol yang umum disebut bahan baku untuk proses pembuatan ethanoladalah tanaman-tanaman pati-patian seperti jagung, ubi jalar, dan sagu. Bahan baku ethanol yang sudah banyakdikenal adalah tetes tebu yang merupakan limbah produksipabrik gula. Mengingat banyak pilihan bahan baku untukpembuatan ethanol di Indonesia, maka untuk memperoleh bahanbaku yang tepat perlu dilakukan analisis tekno-ekonomi terhadapberbagai jenis bahan bakar maupun teknologi premium dengan alkohol dengan kemurnian 95%antara 5% sampai 15% menghasilkan kinerja mesin yang cukupbaik, tetapi akumulasi kandungan air yang menyebabkanterjadinya korosi pada karburator dan tangki bahan bakar.Boedoyo, MS., 1996.Pencampuran bioethanol dengan premium akanmeningkatkan angka oktan dan dapat mengurangi emisi gasrumah kaca, sehingga dapat dikembangkan sebagai aditif.Wahid, LM., 2006. Saat ini di Jawa Timur telah uji cobapemasaran BE 5 Bioethanol 5 yaitu campuran Premium 95%dengan Alkohol 5% , serta Bio Pertamax di wilayah dalam produksi ethanol ialah tetes yang adasangat terbatas, sedangkan penggunaan bahan pati-patian akanmemerlukan lahan yang relatif luas, dan adanya persaingandengan industri tepung. Alternatif lain ialah dengan bahan bakuselulosa, tetapi teknologi untuk memproduksi ethanol denganbahan baku selulosa untuk skala industri belum compressed natural gas juga dapat dimanfaatkanuntuk menggantikan BBM pada kendaraan bermotor bensin 26dengan menggunakan kit konverter. Pemanfaatan CNG akanekonomis bila dipasang pada kendaraan dengan jarak lempuhyang tinggi. Hal ini disebabkan investasi untuk kit konverter CNGdan peralalan pendukungnya masih cukup mahal, walaupunharga CNG relatif murah. CNG didistribusikan melalui SPBGstasiun pengisian bahan bakar gas yang terdiri dan 2 jenisSPBG yaitu tipe online bila SPBG terhubung langsung denganpipa distribusi gas dan tipe Mother-Daughter bila gas dikomprespada instalasi induk dan didistribusikan ke SPBG dengan truktanki CNG Boedoyo. MS, 1989.d. Pencairan BatubaraPencairan batubara merupakan proses untuk memperolehBBM sintetis, sebagai pengganti petro BBM. Mencairkanbatubara tidak rumit, apalagi teknologinya sudah dikenal sejakabad ke 19. Balia, L, 2005.Ditinjau dari teknologinya, ada 2 jenis teknologi pencairanbatubara, yaitu direct coal liquefaction atau DCL, menghasilkanminyak batubara mentah dan gas sintetis, kemudian minyakbatubara mentah tersebut melalui Crude Distilation Unit dapatmenghasilkan bensin, solar, dan minyak tanah, serta indirectcoal liquefaction atau IDL yang menghasilkan Fischer Tropschliquids, methanol, dan dimethyl ether. Saat ini kedua teknologitersebut sedang dikajian secara mendalam untuk menentukanteknologi gasifikasi batubara yang akan dikembangkan danditerapkan di Penerapan Teknologi Energi Alternatif DaIamPembangkitan pembangkit listrik mempunyai alternalif pemanfaatanenergi yang beraneka ragam, mulai dari energi fosil seperti bahanbakar minyak, gas bumi, dan batubara serta energi terbarukan sepertihidro. panas bumi, biomasa, surya, angin dan lain-lain. 27a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Batubara sangatdipengaruhi oleh biaya operasi. Apabila pembangkit ini dapatdioperasikan dengan faktor beban yang tinggi sehinggamencapai tingkat efisiensi energi yang tinggi akan merupakanpembangkitan yang sangat Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA maupun MikrohidroPLTM mempunyai biaya produksi atau biaya operasi yangrendah, tetapi biaya investasinya cukup tinggi. meliputipembangkit listrik, konstruksi bendungan, serta pembebasanarea untuk penampungan air yang biasanya lahan subur.Kondisi im dapat menyebabkan biaya investasi dan biayasosialnya menjadi sangat tinggi terutama untuk pulau Jawa yangsudah sangat Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS merupakan pembangkityang cukup menjanjikan, karena pengoperasiannya yang mudahsehingga cocok untuk daerah terpentil yang tidak mempunyaisumberdaya energi lain. Dalam pengoperasian PLTS ialah harusdisediakan accu atau battery sebagai media penyimpan dayalistrik karena PLTS hanya memproduksi listrik pada siang hari,sedangkan penggunaan listriknya pada malam ialah accu/battery umurnya pendek 2-3 tahundan harganya relatif mahal. Kajian yang dilaksanakan olehNational Renewable Energy Laboratory NREL, Departement ofEnergy, USA dalam Photovoltaic Research, PV ManufacturingR&D, Cost/Capacity Analysis, US Research, 2005, menunjukkanbahwa biaya investasi PLTS dikemudian hari akan makinrendah, dan pada tahun 2015 mencapai US$ Hal iniakan mendorong penerapan teknologi PLTS baik di dunia. DiIndonesia, ada ide untuk mengintegrasi PLTS dengan jaringanlistrik grid terutama pada gedung perkantoran denganmempunyai beban listrik di siang hari yang cukup besar. Selainitu juga sedang dipikirkan pemanfaatan PLTS skala besar, 28dimana listrik yang dihasilkan dipergunakan untuk memompa airke waduk pumped storage pada siang hari yang dapatdimanfaatkan kembali untuk membangkitkan listrik pada bebanpuncak di malam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir PLTN merupakan pembangkitlistrik dengan teknologi tinggi dan dikategorikan sebagai energibaru. Pembangkit ini mempunyai biaya operasi yang relatifrendah, tetapi biaya investasi yang tinggi Boedoyo, MS, 1999.Teknologi PLTN saat ini dapat dikatakan cukup aman, walaupundemikian beberapa negara dengan alasan lingkungan dan politikmenghentikan program nuklirnya. Hasil studi yang adamenyatakan bahwa PLTN pertama di Indonesia akan beroperasisekitar tahun 2017 Pembangkit Listrik den gan gasifikasi Batubara-Biomasamerupakan integrasi gasifikasi batubara atau biomasa denganpembangkit listrik, yang umumnya adalah Gas Enginepembangkit listrik tenaga diesel - gas atau PLTG pembangkitlistrik tenaga gas turbin. Diharapkan penerapan teknologigasifikasi yang menghasilkan gas dengan memanfaatkanbatubara atau biomasa ini, akan dapat mengurangi kebutuhanBBM dari PLTD yang sampai saat ini masih merupakanpembangkit utama di berbagai daerah di Indonesia. Gas sintetisini juga dapat dimanfaatkan di industri sebagai bahan bakarPLTGU Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap atau CombinedCycle Power Plant, serta keperluan Penambahan Kapasitas dan Fasilitas EnergiHasil perencanaan energi yang telah dilaksanakan memberikangambaran tentang kebutuhan untuk penambahan kapasitas maupunpembangunan fasilitas energi atau teknologi energi yang diperlukanuntuk memenuhi kebutuhan energi di masa mendatang. Berikut ini 29dikemukakan beberapa teknologi energi yang diperkirakan akanmasuk dalam sistem energi dalam kurun waktu tahun 2005 Alternatif Teknologi Untuk Substitusi BBMBeberapa teknologi yang diperkirakan dapat menjadi altematifuntuk substitusi BBM antara lain adalah pencairan batubara, briketbatubara, Biooil, biodiesel dan Gasohol Lihat tabel 8..Tabel 8 menunjukkan bahwa pada tahun 2005, secara umumbelum ada alternatif teknologi energi yang telah diterapkan kecualibriket batubara. Perhitungan model menunjukkan bahwa mulai tahun2020 briket tidak ekonomis untuk dimanfaatkan lagi. Sebaliknya,teknologi pencairan batubara pada tahun 2025 akan ditingkatkankapasitasnya hingga mencapai 192 juta SBM per tahun, lihat Tabel 8. Tambahan Kapasitas Teknologi Energi Allernatif Juta SBMSumber Hasil Perhitungan Model Markal Pebruari Alternatif Tehnologi Pembangkit ListrikDalam memenuhi kebutuhan energi nasional, tenaga listrik tidakmungkin dibangkitkan dengan hanya pemanfaatan energi fosil sajakarena adanya berbagai masalah baik dalam ketersediaansumberdayanya, infrastruktur maupun lingkungan. Dalam kaitan itudiperkirakan PLTA dan Kogenerasi akan berperan dalam penyediaanlistrik di kemudian hari. Boedoyo, MS., 2000.Penambahan kapasitas serta pembangunan fasilitas pembangkitlistrik yang menggunakan energi alternatif, antara lain, pembangkit 30listrik sampah, panas bumi, sel bahan bakar fuel cell, nuklir, surya,angin dan lain-lain. Secara umum memang kapasitas pembangkit-pembangkit ini, selain dan PLTP dan PLTN relatil kecil, tetapi secarakeseluruhan akan berdampak positif terhadap ketahanan energikarena lokasi potensinya yang tersebar, dekat dengan pemukimanpenduduk, sehingga diharapkan dapat mengurangi pemakaianminyak solar untuk kapasitas dari beberapa jenis pembangkit energialternatif ditunjukkan dalam Tabel 9. Penambahan Kapasitas Pembangkit Listrik Alternatif GWSumber Hasil Perhitungan Model Markal “Skenario Perpres”, Pebruari Analisis Terhadap Ketahanan EnergiDalam bab ini dikemukakan analisis dengan melihat kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman/hambatan dalam pencapaianketahanan energi KekuatanKekuatan Indonesia yang mempengaruhi ketahanan energi 31national per Januari 2005 ialah,1. Indonesia memiliki potensi sumberdaya energi yang cukup besarantara lainminyak bumi cadangan total 8,63 milyar barel, cadanganterbukti 4,44 milyar barel,gas bumi cadangan total 185,80 TCP triliun kaki kubik,cadangan terbukti 97,26 TCP,batubara cadangan total 57,85 Milyar ton, cadangan terbukti12,47 milyar ton.energi terbarukan yang mempunyai potensi cukup melimpah,antara lain hidro dengan potensi 75 GWe, Panas Bumi denganpotensi 27 GWe, biomasa dengan potensi 437 GWe dan Telah berhasilnya pengembangan teknologi energi yangberbasis sumberdaya lokal, antara lainbiodiesel oleh ITB, BPPT, institusi lain dan swasta nasional,bioethanol fuel grade oleh BPPT dan swasta,PLTM mikrohidro oleh BPPT, PINDAD, dan institusi lain,gasifikasi batubara dan biomasa oleh BPPT, LIPI,briket batubara oleh BPPT, PUSTEKMIRA, PTBA daninstitusi lain,3. Telah adanya Undang-Undang Energi, Panas Bumi, Minyak danGas Bumi, Mineral dan Batubara dan Energi Terbarukan, sertaPeraturan Presiden tentang Kebijakan Energi Nasional, memberiarahan dalam pengembangan Tersedianya lahan yang cukup luas untuk penanaman jarak,kepala sawit, ketela pohon, tebu dan lain-lain untukpengembangan bahan bakar Ratifikasi UU Perubahan Iklim Indonesia dalam upaya memberikontribusi pencegahan pemanasan global dengan mengurangi 32produksi Gas Rumah Kaca dunia, dapat mendukung programkegiatan pengembangan energi KelemahanKelemahan Indonesia dalam upaya pencapaian ketahananenergi nasional ialahPotensi minyak bumi terbatas, dengan produksi minyak sekitar500 Juta Barel per tahun maka ratio C/P hanya mencapai 16tahun.60% cadangan batubara merupakan batubara kualits rendah,dan dari 40% yang berkualitas baik dan sedang, sekitar 70 %100 juta ton per tahun ke luar negeri,Lokasi kebutuhan energi utama di Jawa, dan lokasi sumberdayadi luar Jawa menimbulkan masalah dalam distribusi energi.Tidak adanya kepastian kebutuhan jangka panjang gas sertabatubara dalam negeri menyulitkan dalam rencana investasipengembangan gas, dan batubara.Komitmen jangka panjang dalam ekspor gas-LNG serta batubaradapat menyulitkan penyediaan energi dalam negeri di masadepan,Terbatasnya jaringan transmisi di luar pulau Jawa menyulitkanpengembangan pembangkit skala besar dengan biaya operasiyang rendah.Iklim usaha yang kurang mendukung investasi di sektor energi.Undang-undang perpajakan yang lebih memberi kemudahanbagi penyediaan barang modal dari luar negeri, dibandingdengan penyediaan barang modal yang diproduksi dandipasarkan di dalam PeluangPeluang yang harus diambil Indonesia dalam pencapaianketahanan energi nasional ialah 33Meningkatkan eksplorasi lapangan minyak dan gas bumi, untukmeningkatkan rasio cadangan dan produksi.Mengembangkan program diversifikasi energi di semua sektoruntuk substitusi BBM. Antara lain, pengembangan bahan bakarnabati PPO, biodiesel untuk mengurangi penggunaan minyaksolar di sektor industri, transportasi dan pembangkit listrik, sertabioethanol untuk mengurangi pemakaian premium di sektortransportasi, substitusi minyak tanah dengan briket batubara,LPG serta minyak nabati murni di sektor rumah-tangga danusaha kecil.Mengembangkan energi, hidro, mikrihidro, panas bumi, surya,biomasa, angin dan potensi energi terbarukan lainnya untukpembangkitan tenaga listrik.Mengembangkan teknologi pemanfaatan batubara kualitasrendah, teknologi briket batubara, teknologi gasifikasi danteknologi pencairan batubara.Mengembangkan program penghematan energi melaluipeningkatan efisiensi, pengelolaan energi di tingkat konsumen,memanfaatkan panas buang, memanfaatkan flare gas danmenggalakkan audit energi, serta pendidikan masyarakat dalammembangun Budaya Hemat Ancaman/HambatanTantangan / hambatan yang harus dihadapi Indonesia dalampencapaian ketahanan energi nasional ialahSistem perdagangan bebas dunia akan dapat menghambatpengembangan teknologi dan industri energi dalam negeri,Desakan negara maju untuk memperoleh atau melanjutkankontrak ekspor energi jangka panjang, seperti gas bumi, LNGdan batubara.Kekuatan dan posisi dari lembaga pemberi bantuan keuangandapat menghambat pengembangan teknologi energi di dalam 34negeri,Keengganan negara maju yang menguasai teknologi dalammelaksanakan teknologi transfer dapat menghambatpenguasaan teknologi energi dalam analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang sertaancaman/hambatan dalam pencapaian ketahanan energi denganpengembangan teknologi energi alternatif ini, merupakan gambaransecara menyeluruh mengenai pengembangan teknologi energialternatif domestik, sehingga dapat dipakai sebagai dasar untukmengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya pencapaianketahanan energi KESIMPULAN1. Ketahanan dan kemandirian energi dapat diwujudkan melaluipengembangan dan pemanfaatan teknologi energi antara laina. Intensifikasi eksplorasi sumberdaya minyak dan gas bumi,b. Bahan bakar alternatif untuk memenuhi kebutuhan energisemua sektor di masa depan, seperti bahan bakarnabatEksplorasi dani, batubara yang dicairkan, briketbatubara, gasifikasi biomasa dan batubara serta sumberenergi lainnya .b. Sumberdaya energi alternatif untuk pembangkitan tenagalistrik di masa depan, terutama sumberdaya energiterbarukan, seperti panas bumi, mikrohidro, surya, angin,PLTN dan lain-lain,c. Peningkatan efisiensi peralatan pengguna energi,khususnya peralatan pengguna BBM, dan tenaga listrik,d. Menciptakan iklim investasi yang baik, dengan penerapanprinsip-prinsip good governance dan transparansi. 35e. Mendorong peran masyarakat dan swasta national dalampengembangan teknologi energi atlematif,f. Kebijakan Energi Nasional yang mengutamakankepentingan dalam negeri Domestic Market Obligation,baik gas bumi, maupun batubara sehingga dapat dicapaikeamanan pasokan energi nasional untuk keperluan yanglebih luas dan waktu yang lebih Rekayasa sosial dalam bentuk pendidikan masyarakatuntuk membangun Budaya Hemat Energi2. Keberhasilan pencapaian ketahanan energi sangat tergantungkepada kemitraan Pemerintah dan masyarakat dalampengembangan dan pemanfaatan energi alternatif, baik dalampenyiapan peraturan perundangan, finansiil, insentif sampai kepenyiapan sumberdaya manusia, serta infrastruktur PENUTUPKetahanan energi nasional untuk mewujudkan kemandirianenergi merupakan salah satu tantangan yang harus dikaruniai sumberdaya energi fosil yang terdiri danminyak bumi, gas bumi dan batubara, tetapi jumlahnya relatif terbatasdan dalam jangka parang tidak akan dapat memenuhi kebutuhannasional. Disamping itu Indonesia juga memiliki berbagai energialternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil yang perlu terusdikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkangram ketahananenergi serta meningkatkan kesejahteraan minyak bumi masih akan dominan di masa mendatang,sehingga harga dari komoditi ini akan mempengaruhi perkembanganenergi altematif baik di Indonesia maupun dunia. Dalam upayamengurangi ketergantungan akan minyak bumi ini, pengembangandan penggunaan bahan bakar nabati, serta sumber energi lain di 36dalam negeri sebagai pengganti BBM harus didukung dan terusdidorong agar dapat diperoleh energi alternatif yang murah, danberkesinambungan, membuka lapangan kerja, meningkatkanproduktivitas dan kesejahteraan masyarakat serta mewujudkankemandirian energi itu diperlukan kebijakan yang mengaturpengembangan teknologi energi alternatif dalam negeri dalam bentukundang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan daerah, sertaperaturan perundangan lainnya, yang saling sumberdana dan sumberdaya yang terbatasmemerlukan adanya skala prioritas dalam pelaksanaan programpengembangan teknologi energi alternatif yang ditetapkanberdasarkan kajian yang mendalam terhadap aspek teknologi,ekonomi, sosial dan masyarakat dalam upaya membangun BudayaHemat Energi perlu terus ditumbuhkembangkan dan disebarluaskan..UCAPAN TERIMAKASIHTidak ada seorangpun akan berhasil tanpa dukungan danbantuan pihak lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlahsaya menyampaikan ucapkan terimakasih dan penghargaan yang takterhingga kepada semua pihak yang telah membantu, memberikandukungan dan kesempatan, serta kepercayaan kepada sayasehingga pengukuhan jabatan Peneliti Utama sebagai Profesor Risetdapat diselenggarakan pada pagi hari yang berbahagia terimakasih saya dan hormat saya sampaikan kepadaBapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono yang telah menetapkandiri saya menjadi Peneliti Utama terhitung tanggal 1 Nopember 2004,berdasarkan Keputusan Presiden No. 146/M tahun 2005. Ucapanterimakasih juga saya sampaikan kepada Bapak Prof. Ir. Said D. Jeni, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dankepada Ketua Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia selaku KetuaMajelis Profesor Riset beserta seluruh Anggota Majelis yang telahmemberikan kepercayaan kepada saya untuk ditetapkan sebagaiProfesor kesempatan ini perkenankan saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ing Wardiman Djojonegoro, atasdukungan dan pembinaan selama ini, demikian juga terimakasih yangdalam kepada Bapak Dr Ir Marzan Aziz Iskandar, Deputi KepalaBidang Teknologi Informasi, Energi dan Material, atas kesempatanyang diberikan kepada saya dalam mengembangkan karir fungsionilsebagai terimakasih juga saya haturkan kepada Bapak SekretarisUtama BPPT dan Kepala Biro SDMO BPPT, beserta staf serta PanitiaPenyelenggara Orasi Pengukuhan, atas jerih payah bapak-bapak danibu-ibu dalam menyelenggarakan serta dukungannya pada acaraPengukuhan Peneliti Utama BPPT sebagai Profesor Riset pada kepada seluruh Pimpinan dan staf Pusat TeknologiPengembangan Sumberdaya Energi, serta Pusat PengembanganTeknologi Konversi dan Konservasi Energi, BPPT, atas kerjasamadan dukungan selama ini. Tak lupa saya sampaikan rasa terima kasihkepada rekan-rekan di bidang perencanaan energi, terutama Ibu APU yang tak putus-putusnya mendorong dan membantusaya, Ir. La Ode M. Abdul Wahid, Ir. Endang Suarna serta rekan-rekan lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas segalabantuan dan dukungan yang diberikan kepada saya dalammelaksanakan tugas-tugas pekerjaan sehari-hari selama kesempatan ini saya sampaikan pula rasa terimakasihyang tak terhingga dan penghormatan setinggi-tingginya kepadakedua orang tua kami yang tercinta, ayahanda almarhum Prof. Gondowardojo dan ibunda almarhumah Soedarmi atas 38kesabaran, dukungan, penghormatan serta segala jerih payah dalammembesarkan, membimbing dan mendidik ananda, serta senantiasamendoakan masa depan dan kebahagiaan anak-anaknya tanpapamrih suatu lupa saya mengucapkan terimakasih kepada seluruhkeluarga kakak kakak, adik-adik dan seluruh famili yang telahmemberikan dukungan dan bantuan kepada kepada istri tercinta Indrarti dan putri-putri tersayangAnindita Puspawardhani. dan Astari Pramuwardhani, saya ucapkanterimakasih atas kesabaran, pengertian, doa-doanya, bantuan dandukungan yang diberikan kepada saya baik di waktu senang maupundi waktu susah sehingga saya dapat mencapai jabatan fungsionalpeneliti tertinggi, Profesor kepada seluruh kolega, bapak-bapak, ibu-ibu dansaudara-saudari sekalian yang telah berkenan hadir dan denganpenuh kesabaran mengikuti acara pengukuhan Profesor Riset BPPTpada hari ini saya ucapkan banyak terima bila dalam orasi ini terdapat tulisan, kata maupunucapan yang salah dan kurang berkenan di hati Ibu, Bapak, Saudara-saudara sekalian kami mohon maaf yang kiranya Allah Subhanahuwataalla senantiasamemberikan bimbingan, perlindungan dan kesejahteraan bagi 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 39DAFTAR PUSTAKABalia, L., Majalah Wartabara, Edisi Juni Kebijakan Energi Nasional, Jakarta 2003Border Trade of Indonesian Gas onProceeding of the Sixth AEESEAP Triennial Conference, August23-25, 2000, PllSystem Wide Modelling of GHG MitigationAnalysis in Energy Sector, in Clean Development MechanismPotential in Indonesia, Jakarta, May, 2002. P3TKKE, BPPT,Boedoyo, MS, Perubahan Pola Penggunaan Energi di SeklorIndustri Dalam Masa Krisis Ekonomi, Buku Strategj PenyediaanEnergi Sesudah Krisis Ekonomi, P3TKKE. BPPT, 1999Case Study on Comparing SustainMixes for Electricity Generation in Indonesia, IAEA Meeting onComprehensive Assessment of Comparing Electricity GenerationStudy, 1999, Viena, MS., Optimasi Suplai Energi dalam MemenuhiKebutuhan Lislrik Jangka Panjang di Indonesia, Publikasi Strategi Penyediaan Energi National Jangka Panjang,P3TKKE, BPPT, April MS., Pemanfaatan CNG Pada Sektor Transportasi,Lokakarya Nasional, KNI-WEC, Jakarta, Pebruan H., Perencanaan Kebutuhan danPenyediaan LPG sebagai Pengganti Minyak Tanah, LaporanInternal, PTKKE-BPPT, Indonesian MARKAL, Database 2005 Document, Indonesian MARKAL, Hassment Bahan Bakar dan Arah TeknologiPembangkit Masa Depan, Laporan Interim , Maret 2005. 40Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pusat InformasiEnergi, Handbook of Energy Economics, 2005Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Statistik PeIndonesia 2000 - 2005, H, Boedoyo, MS,Clean Technology Options onEnergy Supply Strategies in Indonesia, presented in CTI/JointSeminar on Technology Diffusion the Asean and Small IslandStates of the Pacific Region. GOI, EPSAP Project, Third National Policy Study forIndonesia, The Future Technologies for Power Plant inIndonesian Regions with Particular Reference to the Use ofRenewable Energy and Small Scale Coal Steam Power Plant,AUSAID, Final Report, May Presiden Nomor 01 Tahun 2006dan Pemanfaaat Bahan Bakar Nabati Biofuel sebagai BahanBakar Presiden Nomor 02 Tahun 2006dan Pemanfaaat Batubara yang Dicairkan sebagai Bahan Rencana Umum Katenagalistrikan Nasional 20042011, Renewable Energy Laboratory, Photovoltaic Research,PV Manufacturing R&D Cost/Capacily Analysis, US ResearchNREL 2005, http// Presiden Nomor 05 Tahun 2006, tentang KebijakanEnergi of Biodiesel by UtilizingContinuous Circulated Tank Reactor. Dep. Tehnik Kimia, InstitutTeknologi Bandung, National Energy Congress-2004, 23-24November 2004. 41Pemanfaatan Biooil/PPO, BPPT, 2006 - Laporan Hasil Studi Evaluasi danPengkajian Program, Bidang Teknologi Energi, Desember Informasi Energi - KNI-WEC, Studi Bauran Energi diIndonesia, 2003RUKN 2005, DESDM, Jakarta April 2005Wirawan, Laporan Internal Biodiesel, Engineering CenterBRDST, BPPT, 2004 - PUBLIKASI ILMIAHBoedoyo, MS, Pemanfaatan Batubara Banko Sebagai SumberEnergi PLTU Batubara Suralaya V - VII, Lokakarya Nasional KNI-WEC, MS., Pemanfaatan CNG Pada Sektor Transportasi,Lokakarya Nasional. KNI-WEC, Jakarta, Pebruari MS., Kebutuhan dan Penyediaan Listrik di Indonesia,Prosiding Seminar Strategi Penyediaan Energi, BPPT, MS., Pemilihan Teknologi dalam PengembanganIndustri Energi, Lokakarya Nasional, KNl-WEC. 1990ndra, DN., Strategi Penyediaan Batubara UntukPLTU Paiton, Lokakarya Nasional, KNI-WEC, MS., Kelayakan Pembangkit Tenaga Nuklir diIndonesia dan Pengaruh Harga Bahan Bakar Tahun 2005 - 2010,Lokakarya Nasional, Strategi Penyediaan Energi dan PerananPerguruan Tinggi, Seminar Peranan Sumatera Selatan SebagaiPusat Pengembangan Energi, UNSRI. MS, Program Konservasi di Industri Kecil, LokakaryaNasional, KNI-WEC. 1991. 42nerapan Teknologi Energi Pada PembangkitTenaga Listrik, Majalah llmiah, Energi dan Kita, No. 8,1990/ MS., Peningkatan Produksi Minyak di Duri dan EnergiAlternatif. Majalah llmiah, Energi dan Kita, No Boedoyo, MS., Strategi Penyediaan EnergjYang Berwawasan Lingkungan, Lokakarya Nasional. MS., Kebutuhan dan Penyediaan Energi Sektor RumahTangga, Lokakarya Nasional, KNI-WEC. 1992Boedoyo, MS., Strategi Kelistrikan JangLokakarya Nasional. KNI-WEC, 1993Boedoyo, MS.. Pemanfaatan Hidrogen Sebagai Bahan BakarBersih Lingkungan pada Kendaraan Bermotor, LokakaryaNasional, KNI-WEC, MS., Propek Pemanfaatan Fuel Cell Sebagai AltPenyediaan Tenaga Listrik di Indonesia, Buku llmiah, Energi danLingkungan, DTE-BPPT, MS., Penerapan Teknologi DeWEC, MS., Analisa Teknologi Untuk Pemanfaatan BatubaraKualitas Rendah di Masa Mendatang di Indonesia, 1995Boedoyo, MS., Pengkajian Teknolagi DeKering. MS., Aplikasi Cogenerasi Dalam Rangka PeningkatanThermal Efisiensi Unit Pemakai Energi di Indonesia, Industri Dalam MenunjangPengembangan Batubara sebagai Bahan Bakar di SektorIndustri, Prosiding Dialog Teknologi dan Industri '95, Jakarta,Oktober 1995 MS., Peranan Konservasi Energi Dalam MeningkatkanDaya Saing Beberapa Produk Industri, Proceeding Lokakarya,KNI -WEC, Jakarta, MS., Penerapan Teknologi Pembangkit Uap untukPanas Proses Pada Industri di Indonesia, Majalah llmiahPengkajian Industri, MS., Pemanfaatan Limbah sebagai Energi AlterMajalah llmiah, Teknologi Lingkungan, MS., Identifikasi Perubahan Pola Penyediaan Listrik diSektor Industri, Seminar Ketenagalistrikan Nasional, Hari ListrikNasional ke 50, Jakarta 31 Oktober -2 Nopember 1995, Strategi Penyediaan Energi dan PencemaranUdara, Proceeding Lokakarya, KNI - Alkohol Sebagai Bahan Bakar Kendaraan, Inertap,DJLPE, September P., Boedoyo, MS., Penerapan Teknologi DiselCombined Cycle Pada Pembangkit Listrik Tenaga DiselTerpasang, Proceeding Lokakarya, KNI-WEC, MS., et al., KLHMetodological Framework for Mitigation Assessment, Prosiding,KLH-UNEP-RISO, 1998Boedoyo, MS., Pemanfaatan Limbah Sebagai Energi Alternatif,Renewable Energy dan Efficiency Energy, DJLPE, Januari MS, Mobil Listrik Sebagai Alat Transportasi MasaDepan, Buletin BPPT, MS, Sampah Rumah Tangga Sebagai Sumber Energi,Buletin Energi, KNI-WEC, Triwulan I, Maret MS, Environmental Consideration on ElectricityPlanning in Indonesia under Economic Crisis Scenario, Bukullmiah, Strategi Penyediaan Energi dalam Krisis Ekonomi, 1999 44Boedoyo, MS., Case Study on CompariMixes for Electricity Generation in Indonesia, IAEA Meeting onComprehensive Assessment of Comparing Electricity GenerationStudy, Viena MS., Sugiyono, A., Oplimasi Suplai Energi dalamMemenuhi Kebutuhan Listrik Jangka Panjang di Indonesia, Bukullmiah, Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Strategi PenyediaanEnergi Nasional Jangka Panjang, DTKKE-BPPT. April 200Boedoyo, MS., Penelitian Perkembangan Intensitas Energi diSektor Industri dan Upaya Penghematan Energi, Publikasi llmiah,Pengelolaan dan Pemanfaatan Energi Dalam MendukungPembangunan Nasional Berkelanjutan, DTKKE, Juli MS., Cross Border Trade of Indonesian Gas, onProceeding of The Sixth AEESEAP Triennial Conference, August23-25, 2000, Pll, ISBN 979-96312-0-3Boedoyo. MS., et al, Identification of Less Greenhouse GasesEmission Technologies in Energy Sector, Identification of LessGreenhouse Gases Emission Technologies, Meneg LH - UNDP,Desember Wide Modelling of GHGMitigation Analysis in Energy Sector, on Clean DevelopmentMechanism Potential in Indonesia. Jakarta. May, 2002, AAECCPP3TKKE, ISBN 979-95999-2-XBoedoyo, MS., Analisis Tehnologi dalam Pembangkit TenagaListrik di Masa Mendatang, di Makalah llmiah Pengkajian Industri,Topik Energi, Edisi 17 Agustus 2002, ISSN MS., Analisis Konsumsi Bahan Bakar pada SektorPerikanan di Indonesia, di Majalah llmiah Pengkajian IndustriEdisi l9 April 2003, ISSN 1410-3680 45Boedoyo, MS., Pengembangan Sumberdaya Energi diKabupaten Timor Tengah Selatan, di Prosiding SeminarTeknologi Untuk Negeri, Jakarta, 20 -22 Mei 2003. BPPT, ISSN1411 – Baedoyo MS, Langkah Penerapan Mitigasi UntukPenurunan Gas Rumah Kaca di Bidang Energi, WorkshopPerubahan Ikhm, MNLH-Nedo, Pangkal Pinang 18-19 Mei MS.. The National Policy Study Topics of Indonesia onAaean Energy Policy and System Analysis Project, ProceedingAAMRUG Meeting, Phom Penh, July 13, MS., Technical Issues Accosiated with 2nd NationalPolicy Study, AAMRUG Meeting, Manila, March 2, 2004Boedoyo, MS., Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Bahan BakarMinyak di Sektor Transportasi, di Publikasi llmiah/buku,Perencanaan Energi Provinsi Gorontalo 2005 - 2015, P3TKKE,Mei 2004, ISBN 979-959999-3-flBoedoyo, MS., Pengaruh Penerapan PLTU Batubara Skala KecilTerhadap Strategi Kelistrikan di Wilayah Timur Indonesia,Publikasi llmiah Strategi Penyediaan Listrik Nasional DalamRangka Mengantisipasi Pemanfaatan PLTU Batubara SkalaKecil, PLTH dan Pembangkit Energi Terbarukan., P3TKKE,BPPT, Januari 2005trikan di Jamali Tahun 2003 sampaidengan 2020, Publikasi llmiah Pengembangan Sistem KelistrikanDalam Pembangunan Nasional Jangka Pajang, 46NARA SUMBER / KEYNOT SPEAKER1. Identifikasi Kebutuhan Teknologi Mitigasi Gas Rumah Kaca PadaSektor Energi. pada Lokakarya Ideniifikasi Kebutuhan TeknologiRendah Emisi GRK, MNLH, NAM Centre, 15-17 Mei Analisis Keuntungan dan Kerugian Bidang Energi PadaPelaksanaan Kyoto Protokol Untuk Pengesahannya SebagaiUndang-Undang di Indonesia, Sebagai Narasumber pada rapatdengar pendapat dengan Komisi I DPR, 20043. Pengembangan Metode Pengumpulan Data Untuk InventarisasiPotensi Emisi GRK Bidang Energi. Pelatihan Nasional, MNLH,Ibis Hotel, 16-18 Agustus Berpikir dan Bertindak Secara llmiah, Diklat Fungsionil, PusatPengembangan Kualitas Jasmani, Depdiknas, Cisarua, EDITOR1. Buku Panduan Teknologi Tepat Guna Untuk Pedesaan, BPPT, Buku Peranan Energi DaIam Menunjang PembangunanBerkelanjutan, BPPT, Buku Dialog Teknologi dan Industri 1995, Prosiding Seminar Energi Nasional 1997rKNI-WEC, LAIN/ORGANISASI PROFESI1. Ketua Komisi Kajian Masalah-Masalah Energi, Komite NasionalIndonesia, World Energy Council KNI-WEC, 1995-19972. Anggota Kelompok Kerja Bidang Prasarana, 2001 - 2002, KTI,Menteri Negara Percepatan Pembangunan KTI. 473. Anggota Tim Penyusunan Rencana Umum Kelistrikan DaerahKawasan Timur Indonesia 2002 - 2003, Sekjen. KementrianPercepatan Pembangunan Anggota Kelompok Kerja Kajian Politik Energi Nasional, SestamaBPPT, Panitia Penilai Jabatan Peneliti Instansi P2JPI di LingkunganBPPT Tahun 2002 - 2007, Sestama Anggota Panitia Tetap Standarisasi Di Lingkungan BPPT, Tahun2000, Sestama Anggota Tim Penyusun Komunikasi Nasional Untuk ProyekEnabling The Republic of Indonesia to Prepare Its First NationalCommunication in Response to Its Commitment to UNFCCC,1999, Asmen I Meneg Ketua Komisi Teknik Bidang Energi. Komisi Nasional PerubahanIklim, Kementrian Lingkungan Hidup, 19989. AnggotaTim Kajian Masalah Energi, Proyek PengembanganSistem Perencanaan Energi dan Pemanfaatan Energi Baru,Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi, Tim Penilai Riset Unggulan Nasional, Penilai Pra Rusnas BidangEnergi, SK Men. Ristek No. 07/M/Kp/XII/2004. 48DAFTAR RIWAYAT HIDUPIr. Mohamad Sidik Boedoyo, MEng, NIP680000468, Pangkat/Golongan RuangPembina Utama/IV-e, Pangkat fungsionilPeneliti Utama, lahir di Surabaya, padatanggal 20 Pebruari 1951, Agama Ayah Almarhum Prof, Gondowardojo, Ibu, AlmarhumahSoedarmi. Status Perkawinan menikah, Istridr. Indrarti, SpKO., Anak 2 orang, AninditaPuspawardhani ST, dan PendidikanSekolah Rakyat Negeri I, Surabaya, lulus tahun Negeri I, Malang, lulus tahun Negeri I, Malang, lulus tahun Teknik Mesin - Institut Teknologi 10 Nopember SurabayaITS, lulus tahun of Engineering, Plant Engineering-Engineering Economics,Mechanical Engineering Department, Waseda University, Tokyo,Jepang, tahun Dalam dan Luar Negeri1. 1980, 1981, 1982 Energy Supply Planning Model, Bechtel Francisco 3 kali,2. 1982, 1983 dan 1984. Research and Study on Energy Industryfor the Republic of Indonesia, Mitsubishi Coorp., Jepang 3 kali,3. 1993, Electric Power Generation, Transmission, Distribution,Conservation and Cogeneration, Hitachi Corp, Jakarta, 494. 1988 - 1989, Strategi Penyediaan Energi - Model Markal, BPPT-KFA, Jakarta 2 kali5. 1990 - 1991, Environmental Impacts of Energy Strategies forIndonesia, KFA, Juelich, Jerman 2 kali.6. 1993 -1994, Semi Dry Type De-Sulphurization Technology,CCUJ, Jepang 3 kali,7. 1996 - 1997, Design and Construction ol the Circulating FluidizedBed Boiler, CCUJ-Kawasaki, Jepang 2 kali.Riwayat Pekerjaan1. 1980 - sekarang Badan Pengkajian dan Penerapan 1980 - 1985 Staf Subdit. Industri Pengolahan, DirektoratPengkajian 1980 -1985, Koordinator, Tim Perencanaan Energi 1985 - 1988, Melanjutkan sekolah di Waseda University, JurusanIndustrial Engineering Economic, Mechanical EngineeringDepartement,.5. 1968 - 1992, Ketua Kelompok Perencanaan Energi, DirektoratSimulasi dan 1992 - 1998, Ka. Subdit. Analisis Teknologi Konversi danKonservasi Energi, Direktoral Teknologi 2001 - sekarang Koordinator Bidang Teknologi Energi, Fungsionil Peneliti1. Asisten Peneliti Madya, TMT 1 Peb Ajun Peneliti Muda. TMT 1 Sep Ajun Peneliti Madya, TMT 1 Jan Peneliti Muda, TMT 1 Mar Peneliti Madya, TMT 1 Mei Ahli Peneliti Madya, TMT 1 Des Ahli Peneliti Utama, TMT 1 Nop 2004. 50Tanda Penghargaan1. Satya Lancana Karya Satya 10 Tahun ,2. Satya Lancana Karya Satya 20 Tahun,3. Satya Lancana Wira Karya, 1996. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. M. Sidik BoedoyoAgus Cahyono AdiMARKAL's result presents the least-cost of the business as usual scenario, it is taken as the base case scenario for estimating the CO2 emission level. In the mitigation scenario, the model will be introduced by some possible alternate technology and enhanced renewable energy resources. The additional cost per ton CO2 reduction will be ranked to show marginal abatement costs of possible alternate technologies. M. Sidik BoedoyoSince 1993 until 1996 the dominat share of industrial incomes in the Indonesian National Income has increasedf, its proved that Indonesia will become an industrial country. It also indicates that attention and preparation should be given to this sector intensively. After the economic of Indonesia and other several countries has been hit by crisis in the middle 1997, industry and other sectors among the countries should grow and operate by higher efficiency to compete with each other countries all over the world. Some efforts to get the target are, increasing the management of industry, improving the process technology and reducing the utility and other cost, energy cost. In this case, the energy intensity can be used to indicate and measure the conservation needs in such industry, and performance indicator of the conservation program success ratio. M. Sidik BoedoyoIndonesia is a developing country that has a various energy resources, such as, oil, coal, natural gas, geothermal, hydro etc. Although Indonesia consist of 13 thausands islands, but the most populated island is Jawa with around of 120 millions 60% of the total population people live there, the supply of electricity esplecially for outside Jawa has become a big issue on national energy policy. Since the diesel oil import that used as main fuel for electricity generation outside Jawa is increased year by year, the Indonesian government has plan to reduce or maintain the diesel oil import by energy diversification, such as utilization of biodiesel and gasohol for transportation sector and coal for electricity generation. M. Sidik BoedoyoEconomic development in Gorontalo province will increase requirement of vehicles and infrastructure of transportation. Availability of fuels for transportation should be secured and maintained in order to provide the optimal operation of the transportation sector due to supporting the regional development. Research on the Gorontalo's transportation sector have been condusted, included identification of transportation modes, type of fuel use, and transport distance per each type of vehicle to reach an optimal demand and supply of energy for this province. Study result indicated that during the periode of next 15 years, until the year of 2015 growth rate of premium gasoline consumption is about per annum, while growth rate of diesel oil Solar consumption is about per Border Trade of Indonesian Gas on Proceeding of the Sixth AEESEAP Triennial ConferenceMs BoedoyoBoedoyo, MS, Cross Border Trade of Indonesian Gas on Proceeding of the Sixth AEESEAP Triennial Conference, August 23-25, 2000, PllSystem Wide Modelling of GHG Mitigation Analysis in Energy SectorMs BoedoyoBoedoyo. MS. et at, System Wide Modelling of GHG Mitigation Analysis in Energy Sector, in Clean Development Mechanism Potential in Indonesia, Jakarta, May, 2002. P3TKKE, BPPT,Case Study on Comparing Sustainable Energy Mixes for Electricity Generation in Indonesia, IAEA Meeting on Comprehensive Assessment of Comparing Electricity Generation StudyM S BoedoyoBoedoyo, MS., Case Study on Comparing Sustainable Energy Mixes for Electricity Generation in Indonesia, IAEA Meeting on Comprehensive Assessment of Comparing Electricity Generation Study, Viena Suplai Energi dalam Memenuhi Kebutuhan Lislrik Jangka Panjang di Indonesia, Publikasi IlmiahMs BoedoyoBoedoyo, MS., Optimasi Suplai Energi dalam Memenuhi Kebutuhan Lislrik Jangka Panjang di Indonesia, Publikasi Ilmiah. Terhadap Strategi Penyediaan Energi National Jangka Panjang, P3TKKE, BPPT, April Kebutuhan dan Penyediaan LPG sebagai Pengganti Minyak Tanah, Laporan InternalM S BoedoyoH SuharyonoBoedoyo, MS., Suharyono, H., Perencanaan Kebutuhan dan Penyediaan LPG sebagai Pengganti Minyak Tanah, Laporan Internal, PTKKE-BPPT, Internal tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Biooil/PPO, BPPTU PriyantoPriyanto, U., Laporan Internal tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Biooil/PPO, BPPT, 2006 -2007.
PemanfaatanEnergi Biogas dalam Kehidupan Sehari-hari. Warga menyalakan kompor biogas untuk digunakan memasak di Urutsewu, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (10/5/2018). Di desa tersebut, sejak tahun 2007, sebuah inovasi bahan bakar gas buatan dari kotoran sapi terus dikembangkan yaitu biogas sapi, yang kini kini telah dibangun sebanyak 40 67% found this document useful 6 votes9K views42 pagesDescriptionPKWU REKAYASA KONVERSI ENERGIOriginal Title1. PKWU Rekayasa_Kelas 11 IPA-Sem Genap-SMA-Bidang Konversi EnergiCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 6 votes9K views42 pagesPKWU Rekayasa - Kelas 11 IPA-Sem Genap-SMA-Bidang Konversi EnergiOriginal Title1. PKWU Rekayasa_Kelas 11 IPA-Sem Genap-SMA-Bidang Konversi Energi You're Reading a Free Preview Pages 8 to 14 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 18 to 27 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 31 to 39 are not shown in this preview. BreakingNews. Media Sosial Menjadi Strategi dalam Meningkatkan Penjualan di Era Pandemi; Orang Tua Jadi Penyebab Lagu Anak Mulai Ditinggalkan, Simak Sinikonversienergi untuk mendukung industrialisasi di Indonesia justru mengalami penurunan dalam 15 tahun terakhir karena biaya dan peralatan R&D yang sangat mahal dan terkadang sulit untuk menemukan
Initelah mengembangkan teknologi yang disebut Lybra, paving karet seperti ban yang mengubah energi kinetik yang dihasilkan oleh kendaraan yang bergerak menjadi energi listrik. Dikembangkan bekerja sama dengan Universitas Politeknik Milan, Lybra beroperasi berdasarkan prinsip bahwa mobil yang mengerem menghilangkan energi kinetik.